Dengan sistem pelacakan kasus yang diterapkan China, dan warga yang tetap menggunakan masker di tempat umum dan di transportasi publik, Kong merasa aman keluar rumah dan tidak merasa takut akan membawa virus yang bisa menulari Kankan.
Sama seperti Kong, fotografer freelance Qi Zhang juga merasakan kota Wuhan kembali normal lewat berbagai foto yang diambilnya.
Zhang pertama kali merekam Wuhan ketika dia membawa mertunya ke rumah sakit untuk perawatan darurat.
Ketika lockdown dicabut pada April, Qi Zhang melihat salah satu kawasan paling sibuk di kota Wuhan kembali berkegiatan.
"Kehidupan kembali normal pada April dan Mei, yang mengakibatkan kemacetan, penumpang penuh di transportasi publik, dan orang makan di ruang terbuka," kata Zhang.
Baca juga: Pakar Ini Ungkap Virus Corona Bukan dari Wuhan, Lantas dari Mana?
Sejak itu perekonomian Wuhan dengan cepat tumbuh kembali.
Walau keadaan sudah terasa normal, Zhang mengatakan pandemi dan lockdown akan menjadi salah satu yang tidak akan terlupakan bagi banyak warga Wuhan.
"Meski Wuhan sudah sembuh lagi, namun luka karena virus corona masih tersisa," jelas Zhang.
Sejauh ini, pemerintah Wuhan melaporkan adanya 50.340 kasus Covid-19 dengan 3.869 kematian sejak Desember.
Sementara secara keseluruhan di dunia lebih dari 1,6 juta orang meninggal akibat Covid-19.
Pelacakan yang dilakukan China menemukan bahwa kasus pertama corona di Wuhan berasal dari Pasar Besar Makanan Laut Huanan.
Baca juga: Liputan soal Covid-19 di Wuhan, Jurnalis Ini Terancam Dipenjara hingga 5 Tahun
Pasar itu masih kosong sampai sekarang dan stigma sebagai asal Covid-19 masih menghantui Wuhan.
Ariel Lu, seorang warga Wuhan yang pernah kuliah di Deakin University di Melbourne, Australia, ada begitu banyak teori konspirasi yang tidak jelas mengenai asal muasal virus.
"Tiba-tiba, berbagai teori ini beredar di WeChat atau di Weibo," kata Liu kepada ABC.
Ketika berbagai informasi tersebut beredar, warga yang berasal dari Wuhan mendapat perlakuan buruk di berbagai kota di China.