Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Langka, Orangutan Sumatera Berhasil Lahir di Kebun Binatang Belgia

Kompas.com - 09/12/2020, 14:45 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

Sumber CNN

 BRUSSELS, KOMPAS.com - Bayi orangutan sumatera yang terancam punah dilaporkan dilahirkan secara alami di kebun binatang Pairi Daiza di Belgia.

Melansir CNN pada pada Selasa (09/12/20), diketahui bayi orangutan jantan yang lahir pada 28 November itu bernama Mathaï.

Ia dikandung dan lahir secara alami dari induk betina bernama Sari dengan ayahnya bernama Ujian. Pasangan primata itu sebelumnya juga sudah memiliki anak laki-laki Berani.

"Berani tadinya adalah satu-satunya orangutan yang lahir di taman tersebut. Ia empat tahun lebih tua dari saudara kandungnya yang baru lahir. Berani menunjukkan minat yang besar dan positif pada bayi Mathaï," kata juru bicara kebun binatang Pairi Daiza, Mathieu Goedefroy kepada CNN.

Baca juga: Telantar Saat Pisah dengan Induknya, Bayi Orangutan Dievakuasi Warga

Kakak beradik itu diharapkan dapat hidup hingga 45 tahun.

“Mathaï akan tinggal bersama keluarganya sampai sekitar usia 10 tahun, saat dia mencapai usia dewasa dan harus mencari pasangan betina,” terang Goedefroy.

Nantinya, para ahli dari Program Spesies Terancam Punah Eropa akan mempelajari DNA Mathaï dan orangutan betina yang ada dari seluruh dunia untuk menemukan pasangan terbaik.

Cara itu dilakukan untuk dapat memastikan keturunan yang sehat dengan kualitas genetik terbaik bisa dihasilkan. Harapannya dengan begitu peluang kelangsungan hidup spesies bisa maksimal.

Dua orangutan dewasa lainnya di taman tersebut, bernama Gempa dan Sinta, sedang menunggu kelahiran anak pertama mereka pada tahun 2021.

Goedefroy menyatakan program orangutan di taman tersebut berjalan sangat baik.

“Pairi Daiza adalah rumah bagi sekelompok orangutan Sumatera yang sedang tumbuh,” ujarnya.

Baca juga: Sempat Masuk ke Permukiman Warga, Orangutan Tapanuli Dilepasliarkan ke Habitatnya

Taman satwa di Belgia itu juga mendanai proyek reboisasi di habitat alami utama mereka. Dana yang diberikan tahun lalu telah digunakan untuk penanaman lebih dari 11.000 pohon di Indonesia.

Orangutan sangat terancam punah karena akibat deforestasi habitat mereka di hutan hujan Sumatera dan Kalimantan, di Indonesia.

Dalam tiga dekade terakhir, sekitar 80 persen habitat orangutan yang tak tergantikan telah hilang.

Lembaga amal satwa liar Born Free melaporkan bahwa ada sekitar 14.000 orangutan Sumatera yang tersisa.

Orangutan Sumatera adalah salah satu dari tiga spesies orangutan yang teridentifikasi.

Menurut Born Free, diperkirakan tersisa 45.000-69.000 orangutan Kalimantan dan kurang dari 800 orangutan Tapanuli.

“Hal ini menjadikan orangutan tapanuli, yang baru diidentifikasi pada tahun 2017, menjadi kera besar terlangka di dunia,” tambah Born Free.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com