Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lawan China, Sejumlah Politisi Dunia Ajak Publik Minum Wine Australia

Kompas.com - 02/12/2020, 20:38 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Editor

KOMPAS.com - Sebuah aliansi anggota parlemen di berbagai negara menyerukan ajakan untuk minum wine Australia sebagai upaya melawan "intimidasi otoriter" Pemerintah China.

Aliansi bernama Inter-Parliamentary Alliance on China (IPAC) dalam seruan yang dirilis hari Selasa (1/12/2020) meminta warganya untuk tidak minum wine produksi nasional mereka selama bulan Desember demi mendukung industri minuman anggur Australia.

IPAC terdiri atas 200-an anggota parlemen dari 19 negara dan menyebut organisasinya sebagai kelompok legislator lintas partai negara-negara demokratis yang berusaha menyusun langkah menghadapi China.

Miriam Lexmann, seorang anggota Parlemen Eropa dari Slovakia, mengundang rekan-rekannya untuk "menentang penindasan otoriter yang dilakukan Xi Jinping".

Politisi Swedia Elisabet Lann kemudian menambahkan, minum satu atau dua botol minuman anggur Australia merupakan cara memberitahu "Partai Komunis China bahwa kami tidak bisa dikerjai".

Produk minuman anggur Australia merupakan salah satu industri yang paling terpukul di tengah memburuknya hubungan bilateral antara China dan Australia.

Pekan lalu, Beijing memberlakukan tarif impor yang sangat berat, mulai dari 107 hingga 200 persen, untuk semua minuman anggur Australia.

Langkah itu diambil menyusul temuan awal penyelidikan 'anti-dumping' oleh China, yang menuduh produsen minuman anggur Australia menjual produk di bawah biaya produksi, sehingga menyebabkan "kerugian besar" bagi produsen anggur China.

Pemerintah Australia telah berkali-kali membantah tuduhan tersebut.

Kenaikan tarif impor minuman anggur diberlakukan setelah Kementerian Perdagangan China menginstruksikan kepada para importir untuk menangguhkan pesanan minuman anggur dan enam produk ekspor Australia lainnya awal bulan lalu.

Dalam seruan berupa video tersebut, Senator Kimberley Kitching dari Partai Buruh Australia mengatakan tindakan China adalah upaya "menggertak" Australia agar "meninggalkan nilai-nilainya".

"Ini bukan hanya serangan terhadap Australia. Ini serangan terhadap negara-negara bebas lainnya," kata Senator Kitching.

Baca juga: Tolak Klaim China atas Laut China Selatan, Australia Keluarkan Deklarasi Resmi

Pukulan berat bagi Australia

Industri minuman anggur Australia memperoleh pendapatan 7 miliar dollar Australia atau sekitar Rp70 triliun pada tahun anggaran lalu.

Pengamat industri wine Matthew Reeves menjelaskan kepada ABC kenaikan tarif ini merupakan pukulan berat karena 36,7 persen dari wine Australia diekspor ke China.

Ia memperkirakan permintaan wine Australia di China akan anjlok dengan adanya tarif impor hingga 200 persen.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com