Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Kecil, Kim Jong Un Sosok Penyendiri yang Jarang Bicara dengan Wanita

Kompas.com - 01/12/2020, 15:53 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Daily Star

PYONGYANG, KOMPAS.com - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un disebut sebagai sosok yang penyendiri sekaligus jarang berbicara dengan perempuan selama dia kecil.

Klaim itu diungkapkan Anna Fifield, seorang penulis yang mengaku sebagai teman sekolah si pemimpin tertinggi selama di Swiss dalam bukunya.

Dalam bukunya yang berjudul The Great Successor: The Secret Rise and Rule of Kim Jong-un, dia menulis Kim bukanlah sosok playboy.

Baca juga: Kim Jong Un Dikabarkan Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 dari China

"Di saat remaja sebayanya berusaha melewati batas, Kim Jong Un bukanlah sosok yang gila pesta maupun playboy di sekolah," ungkap Fifield.

"Dia tidak pergi ke perkemahan sekolah, pesta maupun diskotek, dan dia sama sekali tidak menyentuh alkohol," jelas Fifield dikutip Express.

Dia menuturkan, Kim menjaga jarak dengan murid putri, di mana dia mengaku jarang berbicara dengannya selama menjadi teman sekelas.

Dilansir Daily Star Senin (30/11/2020), Kim diketahui bersekolah di sekolah swasta di Berne sebelum melanjutkan ke Schule Liebefeld Steinholzli.

"Dia merupakan sosok penyendiri yang tidak pernah membagikan apa pun mengenai kehidupan pribadinya," jelas si mantan teman sekelas.

Dewan pendidikan di Koniz menyatakan meski nilai sang pemimpin tertinggi Korea Utara tak terlalu bagus, Kim bisa lulus kelas tujuh dan delapan.

Baca juga: Khawatir Air Laut Terinfeksi Virus Corona, Kim Jong Un Larang Rakyatnya Tangkap Ikan

Pemimpin yang merupakan generasi ketiga dinasti Kim itu sempat sebentar mengenyam kelas sembilan, sebelum dia kembali ke Korea Utara.

Selama sekitar sembilan tahun memerintah Korut, Kim dilaporkan melakukan serangkaian pembersihan maupun eksekusi sejumlah pejabat.

Baru-baru ini, dinas rahasia Korea Selatan mengungkapkan mengeksekusi setidaknya dua orang dan menutup Pyongyang demi mencegah virus corona.

Pemerintahannya bahkan menerapkan langkah drastis seperti melarang memancing karena takut jika air lautnya terpapar Covid-19.

Baca juga: Kim Jong Un Eksekusi 2 Orang dan Terapkan Lockdown di Pyongyang

Fifield menuliskan, apa yang dilakukan Kim setelah menjadi orang nomor satu Korut berbeda jauh dengan apa yang didapatnya di Swiss.

Si penulis menuturkan saat mereka sekolah, mata pelajaran yang mereka dapatkan mulai dari hak asasi manusia, hak perempuan, hingga perkembangan demokrasi.

Dalam satu mata pelajaran bernama "Bahagia, Penderitaan, Hidup, dan Mati", Kim memperoleh pengenalan tokoh dunia seperti Nelson Mandela hingga Mahatma Gandhi.

Dia menuliskan, perbedaan yang sangat kentara dalam kepemimpinnya mungkin disebabkan Kim mengira warga Korea Utara tak perlu bentuk ideal bernegara seperti itu.

"Mungkin saja Kim memberi tahu dirinya sendiri rakyat tak butuh ideologi seperti itu karena mereka begitu bahagia diperintah oleh ayahnya," ujar dia.

Baca juga: Keponakan Kim Jong Un yang Kaya Menghilang Setelah Bertemu CIA

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com