Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelaku Penyerangan di Gereja Kota Nice Perancis Dipindah ke Paris untuk Perawatan Medis

Kompas.com - 07/11/2020, 07:05 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

PARIS, KOMPAS.com - Pelaku penyerangan di gereja Kota Nice, Perancis, diterbangkan dari kota selatan Nice menuju Paris untuk mendapatkan perawatan medis, pada Jumat (6/11/2020).

Palaku yang merupakan migran asal Tunisia itu dalam kondisi terluka serius setelah ditembak polisi dalam proses penangkapannya yang telah membunuh 3 orang dengan sadis menggunakan pisau di dalam gereja.

Melansir AFP pada Jumat (6/11/2020), pelaku yang bernama Brahim Aouissaoui, 21 tahun, diterbangkan dengan penjagaan ketat ke lapangan terbang Le Bourget di utara ibu kota Perancis, menurut sumber bandara.

Baca juga: Teror di Perancis, Macron Perkuat Kendali di Perbatasan

"Dia sudah pergi, dan bagi kami itu melegakan," kata Michel Fuentes, sekretaris jenderal serikat pekerja medis FO Sante, kepada AFP.

Staf di rumah sakit CHU Pasteur yang merawat Aouissaoui telah menyatakan "keprihatinan" tentang kehadirannya di sana, katanya.

Baca juga: Perancis: Erdogan Mengumumkan Kekerasan

Ia mengatakan bahwa bagi banyak orang hal itu membawa kembali kenangan buruk tentang serangan teror 14 Juli di kota itu empat tahun lalu yang menewaskan 86 orang dan melukai puluhan lainnya.

Perancis pekan lalu meningkatkan kewaspadaan serangannya ke level tertinggi setelah Aouissaoui membunuh 3 orang di Nice, dalam serangan ketiga yang diduga dilakukan ekstremis Islam hanya dalam waktu sebulan.

Baca juga: Macron: Perancis Lawan Ekstremisme Islam, Bukan Agama Itu Sendiri

Serangan itu terjadi dua pekan setelah pemenggalan kepala guru sejarah Samuel Paty oleh seorang pengungsi Chechnya yang berusia 18 tahun karena telah menunjukkan kartun Nabi Muhammad kepada murid-muridnya dalam pelajaran tentang kebebasan berbicara.

Aouissaoui telah tiba di Eropa dari Tunisia pada September, mencapai Perancis dengan menyeberangi Mediterania ke Italia dan kemudian menyeberang ke Perancis melalui jalur darat.

Baca juga: Ali Khamenei: Dukungan Kartun Nabi Muhammad adalah Politik Pemerintah Perancis yang Kejam

Dia ditembak beberapa kali oleh polisi setelah pembunuhan besar-besaran.

Eric Ciotti, politisi dari departemen Alpes-Maritimes di mana Nice adalah ibu kotanya, mengatakan di Twitter tersangka dipindahkan ke Paris "sebagai tanggapan atas permintaan saya dan komunitas medis".

Presiden Perancis Emmanuel Macron pada pekan ini berjanji untuk meningkatkan keamanan perbatasan setelah serangan terbaru.

Baca juga: Dituding Bersekutu dengan Erdogan, Perancis Larang Kelompok Ini Beraktivitas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Serang Rafah Lagi, 12 Orang Tewas

Israel Serang Rafah Lagi, 12 Orang Tewas

Global
Gadis 11 Tahun Palestina Ceritakan Serangan Israel: Tentara Menembaki Rumah lalu Menertawakan Kami...

Gadis 11 Tahun Palestina Ceritakan Serangan Israel: Tentara Menembaki Rumah lalu Menertawakan Kami...

Global
Pandemi Usai, China Kembali ke Afrika, Fokus ke Sektor Mineral

Pandemi Usai, China Kembali ke Afrika, Fokus ke Sektor Mineral

Internasional
Hamas Nyatakan Siap Capai Kesepakatan Penuh jika Israel Hentikan Perang di Gaza

Hamas Nyatakan Siap Capai Kesepakatan Penuh jika Israel Hentikan Perang di Gaza

Global
Dinyatakan Bersalah, Trump Jadi Mantan Presiden AS Pertama yang Dihukum

Dinyatakan Bersalah, Trump Jadi Mantan Presiden AS Pertama yang Dihukum

Global
AS Tunjukkan Bukti Rusia Gunakan Rudal dari Korea Utara di Ukraina

AS Tunjukkan Bukti Rusia Gunakan Rudal dari Korea Utara di Ukraina

Global
Amunisi Buatan AS Digunakan Dalam Serangan Israel di Rafah

Amunisi Buatan AS Digunakan Dalam Serangan Israel di Rafah

Internasional
Rangkuman Hari Ke-827 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Tengah Malam Kharkiv | Polemik Ratusan Warga Sri Lanka Ditipu Jadi Tentara Rusia

Rangkuman Hari Ke-827 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Tengah Malam Kharkiv | Polemik Ratusan Warga Sri Lanka Ditipu Jadi Tentara Rusia

Global
Hamas Tegaskan Tak Akan Lanjutkan Negosiasi jika Israel Terus Menyerang

Hamas Tegaskan Tak Akan Lanjutkan Negosiasi jika Israel Terus Menyerang

Global
Trump Dinyatakan Bersalah atas 34 Tuduhan Kejahatan

Trump Dinyatakan Bersalah atas 34 Tuduhan Kejahatan

Global
Pemerintah Slovenia Setujui Pengakuan Negara Palestina Merdeka

Pemerintah Slovenia Setujui Pengakuan Negara Palestina Merdeka

Global
Israel Rebut Koridor Utama Gaza-Mesir, Pertempuran Rafah Kian Sengit

Israel Rebut Koridor Utama Gaza-Mesir, Pertempuran Rafah Kian Sengit

Global
[POPULER GLOBAL] Israel Rebut Seluruh Perbatasan Gaza dengan Mesir | Larangan Ukraina Pakai Senjata Barat

[POPULER GLOBAL] Israel Rebut Seluruh Perbatasan Gaza dengan Mesir | Larangan Ukraina Pakai Senjata Barat

Global
Bantuan Lewat Rafah Terhambat, Israel Buka Kembali Penjualan Makanan di Gaza

Bantuan Lewat Rafah Terhambat, Israel Buka Kembali Penjualan Makanan di Gaza

Global
Diduga Jalankan Jaringan Malware Terbesar yang Pernah Ada, Pria China Ditangkap

Diduga Jalankan Jaringan Malware Terbesar yang Pernah Ada, Pria China Ditangkap

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com