Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iran Hadapi Gelombang Kematian Covid-19, Aturan Masker Mulai Diterapkan

Kompas.com - 16/10/2020, 13:21 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Seorang direktur rumah sakit mengatakan kepada TV pemerintah bahwa jumlah korban meninggal bisa mencapai seperti apa yang ditimbulkan dalam 8 tahun perang berdarah dengan Irak pada 1980-an, konflik yang menewaskan total 1 juta orang di kedua sisi.

Wakil Menteri Kesehatan Iraj Harirchi, yang dites positif Covid-19 pada Maret setelah menepis laporan kematian sebagai hype, pekan ini menyatakan bahwa jumlah kematian sebenarnya di Iran kemungkinan 2 kali lipat dari jumlah resmi.

Virus corona ini terus menyerang para pejabat tinggi Iran. Terbaru adalah Wakil Presiden dan Kepala Organisasi Energi Atom Iran, Ali Akbar Salehi, yang bertanggung jawab atas anggaran dan perencanaan.

Baca juga: Ini Balasan Iran, Setelah Diancam Kasar Trump Dont F... With Us

Kemudian, pada musim semi, virus tersebut membunuh salah satu penasihat senior Khamenei, Ali Akbar Velayati.

Namun, pemerintah terus menentang lockdown nasional, berusaha menyelamatkan ekonomi yang tertekan di bawah sanksi AS yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang diberlakukan setelah Presiden Donald Trump menarik diri dari kesepakatan nuklir Teheran dengan kekuatan dunia.

Saat pemerintah berputar-putar, "Orang Iran semakin bingung tentang apa yang benar dan apa yang salah," kata Kamiar Alaei, pakar kebijakan kesehatan Iran di California State University, Long Beach.

Orang-orang Iran yang terbiasa dengan bencana dan sangat skeptis terhadap berita serta klaim resmi yang dikelola negara, tetap membuka kafe, bazar, dan restoran.

Reza Ghasemi, seorang penjual ponsel berusia 31 tahun yang duduk di kafe yang ramai di ibu kota, mengatakan dia yakin virus corona itu adalah konspirasi untuk "menakut-nakuti orang miskin."

Namun, di Teheran, kota berpenduduk 10 juta orang, virus telah menyebar luas. Hanya meninggalkan sedikit yang tidak tersentuh, sehingga ada tanda-tanda bahwa ketakutan mulai muncul di sana.

Baca juga: Bahas Soal Nuklir, Trump Ancam Iran: Dont F*** With Us

Dikejutkan oleh angka kematian yang melonjak, semakin banyak penduduk Teheran datang untuk mendukung pembatasan pandemi yang lebih ketat dan mematuhi mandat penggunaan masker yang diberlakukan pada Oktober.

Di kedai teh yang populer di kalangan buruh di ibu kota, menurut laporan Associated Press, terlihat hanya 13 dari 57 pelanggan yang masuk tanpa masker.

Di kafe pinggiran kota, hanya 6 dari 79 pelanggan yang melanggar aturan penggunaan masker, peningkatan yang nyata setelah berbulan-bulan ketidakpedulian publik terhadap pandemi virus corona.

“Kami kehilangan banyak nyawa setiap hari,” kata Saeed Mianji, seorang dealer mobil berusia 27 tahun di sebuah kafe Teheran.

Menurutnya, masker "menyelamatkan lebih banyak nyawa dan memungkinkan orang merasa lega."

Pihak berwenang, mencoba mengambil tindakan lebih keras, menutup sejumlah tempat umum di Teheran pada awal Oktober.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

Global
Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Global
Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Global
TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

Global
Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Global
 Paket Bantuan Senjata Besar-besaran AS: Taiwan Senang, China Meradang

Paket Bantuan Senjata Besar-besaran AS: Taiwan Senang, China Meradang

Global
Lolos ke Kontes Miss Argentina, Alejandra Viral Penampilan Muda Meski Usianya 60

Lolos ke Kontes Miss Argentina, Alejandra Viral Penampilan Muda Meski Usianya 60

Global
Ukraina Mulai Gunakan Rudal Balistik Jarak Jauh untuk Serang Rusia

Ukraina Mulai Gunakan Rudal Balistik Jarak Jauh untuk Serang Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com