Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengadilan Bebaskan Petinggi Partai Berkuasa yang Terlibat Kasus Pembongkaran Masjid Kuno Abad ke-16

Kompas.com - 30/09/2020, 22:21 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Massa dari kelompok Hindu menghancurkan masjid dengan alasan masjid di Ayodhya tersebut dibangun di atas kuil tempat kelahiran dewa yang dihormati, Dewa Ram.

Pada Agustus lalu, Perdana Menteri Narendra Modi meletakkan batu pertama pembangunan kuil Hindu di lokasi itu. Ini sudah menjadi janji utama BJP dan momen simbolis yang besar bagi basis nasionalis Hindu yang keras.

Baca juga: Pembunuh 20 Orang di India Suap Polisi Rp 10 Miliar agar Dibebaskan

Apa yang terjadi pada 6 Desember 1992?

Kerumunan massa di masjid bermula dari prosesi keagamaan yang diselenggarakan oleh kelompok-kelompok Hindu sayap kanan, termasuk BJP yang ketika itu menjadi partai oposisi terbesar.

Mereka berjanji akan memulai pembangunan kuil di lokasi yang disengketakan.

Namun, mereka sudah berjanji kepada pengadilan dan pemerintah bahwa aksi mereka hanyalah simbolis. Mereka akan mengadakan upacara agama dan tidak akan merusak masjid.

Berdasarkan laporan BBC, "massa dalam jumlah besar, mungkin 150.000 orang, berkumpul dan mendengarkan orasi para pemimpin BJP dan Vishwa Hindu Parishad (VHP) sayap kanan".

Di antara yang hadir adalah Advani, kini berusia 92 tahun, dan Joshi, sekarang 86 tahun. Keduanya kemudian menjadi sosok penting di pemerintahan pimpinan BJP.

Ketika itu, ribuan pria bersenjatakan cangkul, palu, pentungan besi dan kapak menyerang barisan polisi yang menjaga masjid.

Baca juga: Protes Pengesahan UU Baru, Petani di India Blokir Jalan dan Rel Kereta Api

Mereka naik ke kubah masjid dan mulai menghancurkan kubah yang terbuat dari semen. Dalam hitungan beberapa jam, bangunan masjid sudah rata dengan tanah.

Dalam hitungan jam pula, kerusuhan Hindu-Muslim pecah di banyak daerah di India. Kerusuhan terburuk terjadi di Mumbai yang diperkirakan menyebabkan 900 orang terbunuh.

Komisi dibentuk dan diketuai oleh mantan hakim pengadilan tinggi MS Liberhan untuk menyelidiki kejadian-kejadian yang mengarah ke pembongkaran masjid.

Penyelidikan berlangsung selama 17 tahun dan laporannya yang berisi 900 halaman diserahkan kepada pemerintah pada 2009.

Komisi menyalahkan sejumlah sosok senior BJP, termasuk mantan PM Atal Behari Vajpayee dan Advani.

Komisi menyimpulkan pembongkaran masjid sudah direncanakan dengan matang.

Para politikus senior BJP membantah terlibat, namun sejumlah pemuka Muslim mengatakan penghancuran masjid itu direncanakan oleh pemimpin oposisi ketika itu, LK Advani, dan pihak-pihak lain yang meminta para pekerja mereka meratakan masjid dengan tanah.

Baca juga: Punya Jet Tempur Baru, India Uji Terbang di Dekat Perbatasan China

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Global
Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Global
Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com