Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Azerbaijan-Armenia Hari Kedua, Korban Tewas 95 Orang

Kompas.com - 29/09/2020, 09:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Kementerian Luar Negeri Rusia meminta kedua belah pihak untuk menahan diri, menurut kantor berita Rusia Interfax.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China juga mendesak kedua belah pihak untuk menahan diri.

China berharap kedua negara dapat menyelesaikan perbedaan mereka melalui dialog sebagaimana diberitakan Reuters.

Klaim Keterlibatan Turki

Sementara banyak komunitas internasional mendesak untuk meredakan eskalasi, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menuntut Armenia mengakhiri "pendudukannya" di Karabakh.

"Waktunya telah tiba untuk krisis di wilayah yang dimulai dengan pendudukan Nagorny Karabakh akan diakhiri. Sekarang Azerbaijan harus menangani sendiri masalah ini,” kata Erdogan.

Baca juga: Perang Azerbaijan-Armenia di Nagorny Karabakh Masuki Hari Kedua, 39 Orang Tewas

Armenia menuduh Turki ikut campur dalam konflik tersebut.

Pada Senin, Duta Besar Armenia untuk Rusia mengklaim bahwa Turki telah mengirim milisi dari Suriah utara ke Azerbaijan untuk mendukung sekutu mereka.

Kementerian Luar Negeri Armenia juga menuduh Turki memberikan "kehadiran langsung di lapangan" dalam sebuah pernyataan yang dilaporkan oleh Reuters.

Ajudan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev dengan tegas menolak kedua klaim tersebut.

"Desas-desus tentang milisi dari Suriah yang diduga dikirim ke Azerbaijan adalah provokasi lain oleh pihak Armenia dan omong kosong," kata ajudan tersebut.

Baca juga: Perang Azerbaijan-Armenia, PM Nikol Pashinyan: Campur Tangan Turki Akan Ciptakan Ketidakstabilan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Global
PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

Global
Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Internasional
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Global
Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Global
Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Global
Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Global
Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Global
30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

Internasional
Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Global
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

Global
Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Global
Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com