Kementerian Luar Negeri Rusia meminta kedua belah pihak untuk menahan diri, menurut kantor berita Rusia Interfax.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China juga mendesak kedua belah pihak untuk menahan diri.
China berharap kedua negara dapat menyelesaikan perbedaan mereka melalui dialog sebagaimana diberitakan Reuters.
Sementara banyak komunitas internasional mendesak untuk meredakan eskalasi, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menuntut Armenia mengakhiri "pendudukannya" di Karabakh.
"Waktunya telah tiba untuk krisis di wilayah yang dimulai dengan pendudukan Nagorny Karabakh akan diakhiri. Sekarang Azerbaijan harus menangani sendiri masalah ini,” kata Erdogan.
Baca juga: Perang Azerbaijan-Armenia di Nagorny Karabakh Masuki Hari Kedua, 39 Orang Tewas
Armenia menuduh Turki ikut campur dalam konflik tersebut.
Pada Senin, Duta Besar Armenia untuk Rusia mengklaim bahwa Turki telah mengirim milisi dari Suriah utara ke Azerbaijan untuk mendukung sekutu mereka.
Kementerian Luar Negeri Armenia juga menuduh Turki memberikan "kehadiran langsung di lapangan" dalam sebuah pernyataan yang dilaporkan oleh Reuters.
Ajudan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev dengan tegas menolak kedua klaim tersebut.
"Desas-desus tentang milisi dari Suriah yang diduga dikirim ke Azerbaijan adalah provokasi lain oleh pihak Armenia dan omong kosong," kata ajudan tersebut.
Baca juga: Perang Azerbaijan-Armenia, PM Nikol Pashinyan: Campur Tangan Turki Akan Ciptakan Ketidakstabilan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.