Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Azerbaijan dan Armenia Pecah, Anak-anak dan Perempuan Tewas

Kompas.com - 27/09/2020, 16:23 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

YEREVAN, KOMPAS.com - Seorang anak-anak dan perempuan tewas ketika perang antara Azerbaijan dan Armenia pecah, dengan dua kubu saling menyalahkan.

Kelompok yang berasal dari etnis Armenia awalnya merebut kawasan Nagorny Karabakh dari Baku dalam pertempuran 1990-an, yang merenggut 30.000 nyawa.

Upaya perundingan untuk mengakhiri konflik di Karabakh, salah satu yang terburuk sejak runtuhnya Uni Soviet, mandek sejak gencatan senjata pada 1994.

Baca juga: Azerbaijan Tuding Rusia Memasok Senjata ke Armenia Selama Bentrok

Armenia menuturkan, Azerbaijan yang memulai konflik dengan menyerang permukiman di Nagorny Karabakh, termasuk kota Stepanakert.

Sementara Baku melalui kementerian pertahanan menyatakan, mereka membendung upaya militer Yerevan dengan mengerahkan tank hingga drone tempur.

"Terdapat laporan korban tewas dan luka di kalangan warga sipil dan militer," ujar juru bicara Kepresidenan Azerbaijan Hikmet Hajiyev.

Ombdusman Karabakh, Artak Beglaryan menyatakan, terdapat korban tewas di kalangan sipil dalam perang yang terjadi di antara dua kubu.

Kemudian secara terpisah, juru bicara kementerian pertahanan Armenia menerangkan bahwa ada anak-anak dan perempuan yang terbunuh.

Gesekan terparah sejak 2016 berpotensi memunculkan lagi perang skala besar di antara dua musuh bebuyutan ini, terkait perebutan Nagorny Karabakh.

Baca juga: AS dan Azerbaijan Ucapkan Selamat Kemerdekaan kepada Indonesia

Konfrontasi antara dua eks Uni Soviet di Kaukasus juga menarik perhatian pemain regional kelas kakap seperti Rusia dan Turki.

Adapun Kepresidenan Karabakh, yang dianggap sebagai kelompok pemberontak, mengklaim Baku memulai "pengeboman aktif" di target sipil.

Melalui kementerian pertahanan mereka, kelompok tersebut menyatakan berhasil menembak jatuh dua helikopter dan drone musuh.

"Kami akan menang"

Klaim itu kemudian dibantah oleh pemerintah Azerbaijan, yang menyatakan mereka justru merespons ofensif dari negara tetangganya itu.

Hajiyev menerangkan, Yerevan secara sembrono melanggar gencatan senjata dengan menembakkan senjata kaliber besar, mortar, dan artileri ke garis depan pasukannya.

Baca juga: Sering Bentrok, Inilah Seputar Penyebab Konflik Azerbaijan-Armenia

Dalam unggahannya di facebook, Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan meminta kepada rakyatnya untuk melindungi tanah air mereka.

"Mari kita berdiri teguh di belakang negara, tentara kita, dan kita pasti akan menang. Panjang umur pasukan Armenia," ujar dia dikutip AFP Minggu (27/9/2020).

Dari Azerbaijan, kementerian transportasi sudah memerintahkan pembatasan internet dengan dalih mencegah "provokasi dari tetangga".

Dalam konflik skala besar terakhir yang terjadi pada April 2016, setidaknya 110 orang tewas, dan memaksa negara Barat turun tangan.

Perancis, Rusia, maupun AS berusaha melakukan mediasi melalui "Kelompok Minsk". Tapi upaya damai terakhir kolaps 2010 silam.

Baca juga: Azerbaijan Ancam Hancurkan PLTN Armenia dengan Rudal

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com