Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iran Menuduh Arab Saudi Melimpahkan Tindakan "Kejahatan", sebagai Balasan Kritikan

Kompas.com - 24/09/2020, 20:03 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

TEHERAN, KOMPAS.com - Iran pada Kamis (24/9/2020) menuduh Arab Saudi memutarbalikan fakta dan melimpahkan kesalahan atas "kejahatannya" sendiri, setelah Raja Saudi mengecam republik Islam itu dalam pidato di PBB.

Raja Salman dalam pidatonya di depan Majelis Umum PBB pada Rabu (23/9/2020), telah menuduh Iran "menargetkan" fasilitas minyak di kerajaan yang dipimpin Sunni, pada tahun lalu.

Dia juga menuduh Iran melakukan "kegiatan ekspansionis" dan "terorisme".

Baca juga: Raja Salman Kritik Habis-habisan Iran dalam Pidatonya di Sidang Umum PBB

Melansir AFP pada Kamis (24/9/2020), kementerian luar negeri Iran membalas rangkaian tuduhan tersebut pada Kamis.

"Arab Saudi telah bertahun-tahun mencoba melarikan diri dari kenyataan dan tidak menjawab atas kejahatannya, dengan mengadopsi kebijakan yang memproyeksikan kesalahan dan memutarbalikkan fakta," kata juru bicara Iran, Saeed Khatibzadeh dalam sebuah pernyataan.

Riyadh dan Washington menuduh Teheran terlibat dalam serangan September 2019 terhadap fasilitas minyak Saudi, yang diklaim dilakukan oleh pemberontak Houthi, yang didukung pihak Iran di Yaman.

Baca juga: Jatuhkan Kembali Sanksi, Babak Baru Perang Tanpa Darah AS dan Iran

Mereka juga menuduh Teheran mempersenjatai Houthi untuk menyerang kerajaan, dan Iran membantah tuduhan itu.

Republik Islam, pada bagiannya, menuduh Arab Saudi melakukan kejahatan perang di Yaman, di mana kerajaan itu memimpin koalisi militer melawan pemberontak Syiah Houthi.

Dalam pernyataannya, Khatibzadeh menyebut Riyadh sebagai "pendukung keuangan dan logistik utama terorisme di kawasan" dan "asal mula pemikiran teroris takfiri".

Baca juga: Presiden Iran Hassan Rouhani: AS Mendekati Kekalahan Lawan Iran

Para pejabat di Iran Syiah menggunakan istilah "takfiri" untuk merujuk pada jihadis Sunni.

Kekalahan politik dan medan perang yang terus-menerus berlangsung di Yaman telah membawa Arab Saudi ke dalam khayalan, kata Khatibzadeh.

Juru bicara kementerian luar negeri menyebut kerajaan itu sebagai "negara yang celaka" di antara negara-negara Arab, karena dukungannya terhadap tekanan AS terhadap Iran dan upaya untuk memperluas hubungan dengan musuh bebuyutan Iran, Israel.

Baca juga: Kemenlu Iran: AS Berdiri di Sisi Sejarah yang Salah

Arab Saudi memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran setelah serangan 2016 oleh para demonstran dalam misinya di Iran, menyusul kerajaan itu mengeksekusi ulama Syiah yang dihormati, Sheikh Nimr al-Nimr.

Ketegangan meningkat pada tahun lalu karena serangkaian serangan terhadap kapal tanker di perairan Teluk yang sensitif, yang mana Washington menuduh tindakan itu dilakukan oleh Teheran.

Amerika Serikat telah melancarkan kampanye "tekanan maksimum" terhadap Iran sejak 2018, ketika Presiden Donald Trump secara sepihak menarik diri dari perjanjian nuklir penting dan menerapkan kembali sanksi hukuman.

Baca juga: Kena Sanksi Lagi dari AS, Iran Minta Bantuan Dunia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

Global
Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Global
Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Global
TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

Global
Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Global
 Paket Bantuan Senjata Besar-besaran AS: Taiwan Senang, China Meradang

Paket Bantuan Senjata Besar-besaran AS: Taiwan Senang, China Meradang

Global
Lolos ke Kontes Miss Argentina, Alejandra Viral Penampilan Muda Meski Usianya 60

Lolos ke Kontes Miss Argentina, Alejandra Viral Penampilan Muda Meski Usianya 60

Global
Ukraina Mulai Gunakan Rudal Balistik Jarak Jauh untuk Serang Rusia

Ukraina Mulai Gunakan Rudal Balistik Jarak Jauh untuk Serang Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com