Karena kisah hidupnya yang fantastis, banyak orang lantas menganggap Casanova sebagai karakter fiksi yang diselimuti mitos.
Semasa hidupnya, Casanova dikabarkan pernah menjalin kontak dengan sejumlah tokoh ternama seperti filsuf kenamaan asal Perancis, Voltaire, Benjamin Franklin, dan bahkan Katarina yang Agung dari Rusia.
Dalam sebuah pertemuan dengan Voltaire, Casanova sempat menggambarkan kegiatan favoritnya dalam mengisi waktu.
“Saya menghibur diri dengan mempelajari orang-orang pada saat saya bepergian... Amat menyenangkan mempelajari dunia sambil melaluinya.”
Baca juga: Wanita Diperkosa Saat Mobil Mogok, Korban Disalahkan akibat Nyetir Malam Hari
Hidup Casanova memang dipenuhi kisah dan petualangan mendebarkan. Semua itu dituangkannya dalam sebuah memoar panjang berjudul History of My Life yang dituliskan pada tahun-tahun akhir hidupnya.
Buku ini menggambarkan petualangan dari kota kelahirannya di Venesia, hingga ke London, Paris, Dresden, sampai Wina.
Berbagai cerita ia tuliskan, mulai dari perjamuan makan malam, pergaulan di kalangan bangsawan, hingga - tentu saja - pengalaman intimnya bersama sejumlah perempuan.
Menariknya, dalam buku ini Casanova tidak ragu menuliskan opininya tentang beberapa perempuan, menggambarkan mereka sebagai “jelek, kotor, dan tidak tahu tata krama.”
Casanova juga tidak begitu pilih-pilih. Ia dengan sukses memikat dan mematahkan hati banyak perempuan, baik dari kalangan bangsawan maupun dari strata sosial yang lebih rendah.
Dan karenanya, ia juga menciptakan banyak permusuhan dengan sesama lelaki, utamanya suami para perempuan yang ia jadikan mitra hubungan intim.
Baca juga: Wanita Ini Sengaja Sembunyikan Kematian Sang Ayah demi Uang Pensiun
Buku History of My Life tetap menjadi sumber inspirasi dan rujukan banyak penulis hingga saat ini.
Bahkan pada tahun 2010, manuskrip asli buku tersebut dijual dengan harga tinggi yaitu 9,6 juta dolar AS atau sekitar 142 miliar rupiah.
Bagaimanapun, Casanova bukan sekadar perayu ulung. Ia adalah juga pemikir, penyair, diplomat dan juga mata-mata.
Guna mengenang lelaki berkepribadian eklektik dan kompleks ini, seorang warga Italia yakni Carlo Parodi mendirikan sebuah museum di Palazzo Pesaro Papafaya pada tahun 2018.
Museum tersebut berupaya menampilkan Casanova sebagai orang yang jauh melampaui mitosnya.
Selain itu, museum ini juga memberikan gambaran sekilas tentang kehidupan di kota Venesia pada abad ke-18 dan menunjukkan apa yang ikut membentuk karakter Casanova.
Tidak ada yang tahu di mana tepatnya Casanova dimakamkan. Namun falsafah hidupnya tetap menyala hingga saat ini
Seperti yang pernah dia katakan, "Saya mencintai perempuan, bahkan sampai gila. Tapi saya selalu lebih mencintai kebebasan."
Baca juga: Cara Unik Bar dan Restoran di Italia Menyajikan Menu Melalui Jendela Anggur Bersejarah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.