LOS ANGELES, KOMPAS.com - Seorang guru sekolah menengah terpaksa harus meninggalkan rumahnya setelah menerima banyak ancaman pembunuhan karena kaos bertuliskan "Aku tidak bisa bernapas" yang ia pakai selama salah satu sesi kelas virtualnya.
Guru di El Camino Real Charter High School di Woodland Hills, California, awalnya menerima reaksi buruk pekan lalu, dari orang tua yang kesal, karena topik ras dan keadilan sosial sedang dibahas di kelas bahasa Inggris putrinya.
Melansir CNN pada Minggu (30/8/2020), orang tua yang kesal diduga membagikan foto guru itu di salah satu platform media sosialnya, yang menghasilkan dukungan, dan kecaman untuk guru itu pun meluas.
Baca juga: Chadwick Boseman Black Panther dalam Jajaran 300 Artis Pendukung Black Lives Matter
Menurut guru tersebut, ratusan email ancaman membanjiri kotak masuknya setelah Elijah Schaffer, pembawa acara podcast YouTube "Slightly Offens*ve," mengunggah foto guru itu ke akun Twitter-nya, di mana ia memiliki lebih dari 200.000 pengikut.
Guru tersebut, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena khawatir akan keselamatannya, mengatakan bahwa dia dan putrinya yang masih remaja meninggalkan rumah setelah takut akan beberapa pesan ancaman yang dia terima.
El Camino Real Charter High School, Schaffer dan orang tua yang diduga membagikan foto itu tidak menanggapi permintaan CNN pada Kamis (27/8/2020) untuk berkomentar.
Baca juga: Demo Black Lives Matter Merebak Lagi, Massa Serbu Gedung Putih
Dalam sebuah wawancara dengan The Los Angeles Times, direktur eksekutif sekolah menengah tersebut, David Hussey, mengatakan bahwa para administrator sekolah telah menghubungi guru tersebut untuk "membantunya dan mendukungnya sebaik mungkin."
"Awal tahun ajaran dengan pembelajaran jarak jauh cukup membuat stres dan traumatis, tetapi sekarang guru ini mengalami stres dan trauma karena diserang serta dilecehkan dengan ujaran kebencian dan ancaman," kata Cecily Myart-Cruz, presiden United Teachers Los Angeles serikat.
Myart-Cruz berbicara atas nama guru tersebut, "Ini benar-benar tidak bisa diterima."
Baca juga: Diam-diam, Patung Edward Colston Digantikan Patung Black Lives Matter
Menurut Myart-Cruz, masalah perundungan terjadi bermula dari El Camino Real Charter High School mengizinkan guru untuk memodifikasi kurikulumnya, yang berdasarkan arahan sekolah dapat memasukkan topik tentang ketidakadilan rasial dan sosial, menyusul banyak contoh kebrutalan polisi yang telah menarik perhatian nasional.
Los Angeles Unified School District (LAUSD) mengonfirmasi bahwa sekolah tersebut memiliki hak istimewa yang independen dan dapat mengembangkan pengajaran tentang topik tersebut selama mengikuti pedoman negara bagian.
"Hanya mengatakan Black Lives Matter saja tidak cukup, pendidik dan administrator harus secara aktif menunjukkannya dalam pekerjaan mereka dalam membuat dan mempromosikan kurikulum anti-rasis," kata Myart-Cruz."
Baca juga: Berkumpul untuk Pawai Hak Sipil Kulit Hitam, Massa Orasikan Kebrutalan Polisi Kulit Putih
Sangat penting bahwa pendidik kami dapat mengajarkan mata pelajaran keadilan rasial dan sosial dengan kesadaran bahwa mereka akan melakukannya, mendapat dukungan dan perlindungan dari administrasi mereka."
Beberapa pendidik yang bergabung dalam LAUSD mengunggah pesan di media sosial sebagai bentuk solidaritas dengan guru yang menjadi sasaran perundungan.
"Untuk mendukung rekan kami dari El Camino Real Charter High...Kami tidak akan berhenti! Kami tidak akan mundur!#BlackLivesMatter," tulis guru LAUSD, Stacey Joy di Twitter.
Baca juga: Selain Jacob Blake dan George Floyd, Berikut Kematian Warga Kulit Hitam yang Picu Demo di AS
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.