Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merah Membara, Foto-foto Kebakaran Hutan California Luber sampai Jalan Tol

Kompas.com - 21/08/2020, 15:16 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

SACRAMENTO, KOMPAS.com - Warga California utara, Amerika Serikat (AS), kini harus berhadapan dengan suhu tinggi, udara berasap yang tidak sehat, dan kemungkinan pemadaman listrik akibat kebakaran besar di hutan.

Kualitas udara menjadi tidak sehat di sana, dan meningkatkan kekhawatiran terhadap orang-orang yang rentan terkena penyakit pernapasan.

Setidaknya 5 orang meninggal akibat bencana ini, dan puluhan ribu rumah dalam ancaman terbakar, kata pihak berwenang pada Kamis (20/8/2020).

Baca juga: Kebakaran Hebat di California, Akibat Hampir 11.000 Sambaran Petir Selama 72 Jam

Para pejabat setempat kemudian mengimbau warga untuk menutup pintu dan jendela, serta berdiam diri di rumah sampai kebakaran mereda.

Asap dapat mengiritasi mata dan saluran penapasan, menyebabkan batuk, serta tenggorokan kering dan gatal.

"Saya merasa pusing padahal berusia 30 tahun dan sehat. Bayangkan bagaimana rasanya jika Anda sudah lanjut usia atau menderita asma," kata Kyle Laurentine dari San Mateo, kepada Associated Press (AP) Kamis (20/8/2020).

Petugas pemadam kebakaran berjibaku memadamkan api di dekat permukiman Las Palmas, Salinas, California, Amerika Serikat, Rabu (19/8/2020).AP/NIC COURY Petugas pemadam kebakaran berjibaku memadamkan api di dekat permukiman Las Palmas, Salinas, California, Amerika Serikat, Rabu (19/8/2020).
"Saya khawatir, terutama di masa Covid-19, kita berada dalam kondisi rentan pernapasan," lanjutnya.

Namun dengan imbauan untuk menghemat listrik, para warga kini menghadapi dilema.

Jika menyalakan AC atau kipas angin akan boros listrik, tapi jika tidak dinyalakan akan terjebak kepanasan di rumah.

Baca juga: Berjuang Memadamkan Kebakaran California, Pilot Helikopter Tewas Terjatuh

Jika di dalam ruangan terlalu panas, Erin DeMeritt dari Distrik Manajemen Kualitas Udara Bay Area menyarankan, warga mengunjungi pusat pendingin atau ruang apa pun dengan penyaring udara sambil mematuhi protokol pemakaian masker dan social distancing.

"Penting juga untuk dicatat bahwa bandana dan masker yang digunakan untuk melindungi diri dari virus corona tidak cukup melindungi diri dari asap kebakaran hutan," tambahnya.

Buruknya kualitas udara pada Rabu (19/8/2020) diakibatkan Bay Area dikepung kebakaran hutan di utara, selatan, dan timur.

Kepulan asap membubung tinggi di Highway 1 utara Santa Cruz County, akibat sambaran petir yang memicu kebakaran hutan besar di California, Amerika Serikat, Rabu (19/8/2020).AP/SHMUEL THALER Kepulan asap membubung tinggi di Highway 1 utara Santa Cruz County, akibat sambaran petir yang memicu kebakaran hutan besar di California, Amerika Serikat, Rabu (19/8/2020).
Baca juga: Suhu Mencapai 54,4 Derajat Celcius, Selama 2 Hari California Lakukan Pemadaman Listrik

Para ilmuwan sudah berkali-kali mengatakan, cuaca panas dan kering dari perubahan iklim membuat lebih banyak hutan California yang terbakar.

Paparan asap dapat menyebabkan masalah kesehatan serius, termasuk asma dan serangan jantung, kata ilmuwan atmosfer Universitas Negeri Colorado, Jeff Pierce.

Api dari kebakaran hutan di California, Amerika Serikat. Kebakaran di sekitar Lake Berryessa ini diakibatkan sejumlah sambaran petir pada Rabu (19/8/2020).AP/NOAH BERGER Api dari kebakaran hutan di California, Amerika Serikat. Kebakaran di sekitar Lake Berryessa ini diakibatkan sejumlah sambaran petir pada Rabu (19/8/2020).
Kualitas udara yang "sangat tidak sehat" biasanya melipatgandakan jumlah pasien rawat inap karena asma, tapi mungkin tahun ini berbeda karena orang-orang takut ke rumah sakit akibat pandemi virus corona, katanya.

Asap bahkan bisa menembus rumah, menyulitkan orang-orang rentan termasuk mereka yang sakit Covid-19, kata Pierce dikutip dari AP.

Seorang kameramen merekam api kebakaran hutan California yang meluber sampai jalan tol, pada Rabu (19/8/2020). Kebakaran ini salah satunya dipicu karena sambaran petir.AP/NOAH BERGER Seorang kameramen merekam api kebakaran hutan California yang meluber sampai jalan tol, pada Rabu (19/8/2020). Kebakaran ini salah satunya dipicu karena sambaran petir.
Studi terbaru dari China dan Eropa menunjukkan partikel dari kebakaran hutan dapat meningkatkan risiko pasien dengan kasus virus corona ringan ke gejala yang lebih parah.

Partikel dapat merusak lapisan paru-paru, memicu sistem kekebalan alami tubuh bereaksi berlebihan dengan peradangan, untuk melawan infeksi yang sebenarnya tidak ada.

Baca juga: Kebakaran Hutan California Hanguskan 8.000 Hektar, 7.800 Warga Mengungsi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com