Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Kamala Harris, Cawapres Joe Biden di Pilpres AS

Kompas.com - 12/08/2020, 17:27 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

KOMPAS.com - Kamala Harris, senator Amerika Serikat (AS) dari California adalah cawapres Joe Biden untuk pemilihan umum presiden AS November mendatang.

Biden mengumumkan penunjukkannya pada Selasa kemarin (11/8/2020) melalui kicauannya di Twitter kepada para pendukungnya.

Pemilihan Kamala Harris yang dilakukan Biden menjadi berita utama karena kritik tajam wanita itu selama ini terhadap dirinya di jalur kampanye, di samping kontroversi wanita itu selama menjabat sebagai jaksa di California.

Namun, siapakah sebenarnya Kamala Harris? Berikut ini 5 Fakta Kamala Harris selengkapnya.

Baca juga: Joe Biden Pilih Senator Kamala Harris sebagai Cawapres Melawan Trump

1. Harris adalah wanita kulit hitam dan kandidat keturunan India pertama yang dipilih oleh partai besar di AS.

Kamala lahir dengan nama lengkap Kamala Devi Harris. Dia lahir pada 20 Oktober 1964 di Oakland, California AS.

Harris (55) adalah putri dari pasangan orangtua imigran. Ibunya seorang wanita kelahiran India yang bekerja sebagai peneliti kanker payudara. Penelitian dekade terakhirnya dilakukan di Berkeley Laboratorium untuk Departemen Energi.

Ayah Harris adalah seorang profesor ekonomi emeritus Universitas Stanford yang lahir di Jamaika.

"Mudah-mudahan ini menandakan perubahan yang luar biasa di Partai Demokrat dengan akhirnya mengakui pentingnya orang kulit hitam dan terutama wanita kulit hitam," ujar Angela Rye, pakar strategi politik Demokrat dan eks direktur eksekutif Kongees Kaukus Kulit Hitam kepada Los Angeles Times.

Baca juga: Kamala Harris: Cawapres Pilihan Joe Biden yang Bangga Berdarah India

2. Dia dibesarkan di keluarga Hindu dan Kristen

Ibunya, Shyamala Gopalan dari Chennai, India. Sedangkan ayahnya Donald Harris dari Jamaika. Keduanya bertemu sebagai mahasiswa S1 di Universitas California, Berkeley AS.

Nama 'Kamala' artinya 'bunga teratai' dalam bahasa Sanskrit, juga nama lain dari Dewi Hindu, Lakshmi.

Kamala pernah mengunjungi India beberapa kali semasa kecilnya dan mengenal beberapa keluarganya di sana.

Namun, karena orangtuanya bercerai ketika usianya 7 tahun, dia tinggal di Oakland dan Berkeley dengan menghadiri beberapa gereja yang didominasi orang Afro-Amerika.

Harris juga menikah dengan seorang pria Yahudi, pengacara Los Angeles Douglas Emhoff. Mereka bertemu pada kencan buta di San Francisco dan menikah pada 2014. 

Baca juga: Kamala Harris, Cawapres Biden untuk Pilpres AS Dikenal sebagai Sosok Pendobrak

3. Harris terkenal di lingkaran sosial San Francisco

Setelah orangtuanya bercerai, Harris dibesarkan oleh sang ibu. Mengutip The New Yorker, Harris berkata, "Kami sering pindah."

Namun di San Francisco, di mana tempat kubu Demokrat dan juga rumah bagi keluarga politik California, seperti Feinsteins dan Pelosis, Kamala Harris telah membiasakan diri dengan kancah sosial.

“Di San Francisco, terutama 25 tahun yang lalu, ada sekelompok orang yang bersosialisasi satu sama lain, dan sangat mendukung opera, balet, seni,” Sharon Owsley, teman lama Harris, kutipThe New Yorker.

 

Menurut Owsley juga, Kamala Harris adalah sosok wanita yang pintar sehingga bisa bersosialisasi dengan baik dan menghidupkan suasana.

Baca juga: Kenali Sikap Politis Kamala Harris, Calon Wakil Presiden AS Berkulit Hitam

4. Bangga dengan keturunan India

Kamala Harris dikenal sebagai politikus kulit hitam terkemuka, tapi dia juga bangga dengan darah Indianya.

"Nama saya diucapkan "Comma-la ", seperti tanda baca," tulis Kamala Harris dalam otobiografinya tahun 2018, The Truths We Hold.

Senator California itu adalah anak dari ibu yang dilahirkan di India dan ayah kelahiran Jamaika. Ia kemudian menjelaskan arti nama Indianya.

"Artinya 'bunga teratai', yang merupakan simbol penting dalam budaya India. Teratai tumbuh di bawah air, bunganya menjulang di atas permukaan sementara akarnya tertanam kuat di dasar sungai."

Baca juga: Kamala Harris: Cawapres Pilihan Joe Biden yang Bangga Berdarah India

5. Pernah jadi jaksa dan anti-hukuman mati

Harris adalah eks jaksa penuntut yang menangani beberapa kasus penembakan polisi terhadap warga sipil, ketika ia masih menjabat sebagai jaksa agung di California.

Namun, semasa jabatannya, dia menuai kritik dari aktivis sayap kiri yang menilai dirinya tidak cukup agresif dalam menindak departemen kepolisian.

 

Harris mengatakan, dia mencoba untuk melakukan perubahan dari "dalam" pemerintahan. “Ketika kami ingin mereformasi sistem, seharusnya tidak hanya dari luar dengan memohon atau mencoba mendobrak pintu,” katanya kepada The Times.

Harris menyerukan untuk mengakhiri penahanan massal, uang jaminan, dan hukuman mati. Lalu, membuat sistem peninjau polisi nasional, membuat kehadiran bersejarah dengan memberikan pelajar perguruan tinggi kulit hitam bebas utang, serta kebijakan lainnya.

Dalam catatan hukum, Harris dikenal sebagai jaksa wilayah San Francisco, yang menentang hukuman mati, sekalipun dalam kasus besar.

Ia mengatakan, dasarnya adalah moral dan sebagai jaksa agung dia mengajukan banding atas keputusan hakim yang menyatakan hukuman mati karena, menurut dia, hukuman mati di California tidak konstitusional.

Baca juga: Joe Biden and Kamala Harris Take on the US Presidential Election as a Team

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com