Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi Unjuk Rasa Meminta Perdana Menteri Benjamin Netanyahu Mundur dari Jabatan

Kompas.com - 25/07/2020, 09:35 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

TEL AVIV, KOMPAS.com - Masyarakat Israel dalam sepekan terakhir melakukan serangkaian aksi unjuk rasa yang meminta Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengundurkan diri dari jabatannya, karena tuduhan korupsi dan buruknya penanganan Covid-19.

Melansir ABC News pada Jumat (24/7/2020), protes dilakukan di dekat kediaman perdana menteri yang dimulai saat matahari terbenam pada Kamis (23/7/2020) dan berlangsung damai mulanya.

Berjarak dekat dari pusat unjuk rasa itu, terdapat kelompok lebih kecil yang mengunjuk rasa dengan mendukung Netanyahu. Dua pusat keramaian itu dipisahkan oleh barikade logam dan polisi dalam jumlah besar.

Baca juga: Helikopter Israel Serang Suriah, Tensi Makin Panas dalam Sepekan

Polisi mengatakan bahwa mereka bergerak untuk membubarkan para pengunjuk rasa ketika mereka mencoba untuk melakukan aksinya di jalanan kota.

Polisi bentrok dengan pengunjuk rasa sebelum empat truk besar datang untuk menyemprotkan meriam air bolak-balik, menghamburkan para pengunjuk rasa.

Mobil meriam air itu sesekali menyemprot para pengunjuk rasa dari belakang ketika mereka mencoba meninggalkan daerah itu dengan damai.

Baca juga: Kenapa Israel Belum Duduki Tepi Barat?

Dalam aksi unjuk rasa tersebut, polisi menangkap sekitar 55 orang mereka.

Israel memberlakukan lockdown ketika kasus Covid-19 pertama kali muncul pada Maret dan Mei, yang saat itu cukup berhasil teratasi.

Namun, virus corona bergerak dengan cepat menginfeksi hampir semua warga di perbatasan, lalu dalam beberapa pekan berikutnya jumlah kasus meningkat.

Baca juga: Parlemen Israel Setujui RUU Larangan Terapi Penyembuhan Gay

Negara ini telah melaporkan total lebih dari 57.000 kasus dan setidaknya 442 orang meninggal karena terinteksi virus corona. Lebih dari 24.000 pasien telah pulih.

Netanyahu dituntut untuk memprioritaskan penanganan pandemi virus corona, tapi kebijakannya dinilai tidak jelas untuk menangani pendemi.

Bersamaan dengan itu, Netanyahu menghadapi tuduhan suap, penipuan, dan melanggar kepercayaan atas serangkaian investigasi korupsi yang sudah berjalan lama.

Baca juga: Suriah Cegat Rudal Israel lalu Meledak di Langit Damaskus

Para kritikus mengatakan dia lebih fokus untuk melarikan diri dari pertanggungjawaban hukum daripada mengatasi pandemi.

Banyak yang berspekulasi bahwa Netanyahu bermaksud untuk menyalonkan diri lagi dalam pemilihan mendatang, tuduhan yang dia anggap “tidak masuk akal” dalam konferensi pers Kamis (23/7/2020).

Pada konferensi pers yang diadakan saat aksi unjuk rasa sedang berlangsung tersebut, Netanyahu meminta para pengunjuk rasa untuk tidak bentrok dengan polisi, karena akan "mengarah pada anarki."

Baca juga: Sidang Korupsi PM Israel, Saksi Akan Diperiksa pada Januari 2021

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com