Carl Mueller ayah Kayla berkata, "Mereka mengaku ada di sana. Dan tentu saja, mereka tidak akan menceritakan sisi gelap dari cerita itu."
Sky News pada Kamis (23/7/2020) mewartakan, keluarga korban AS telah menerbitkan sebuah opini di Washington Post hari itu, yang memohon Departemen Kehakiman membawa kedua orang tersebut ke "Negeri Paman Sam" untuk diadili.
Kayla dalam tawanan dibawa untuk tinggal bersama seorang anggota senior ISIS, dan diperkosa oleh mantan pemimpin ISIS Abu Bakar Al Baghdadi, kata para pihak berwenang AS.
Baghdadi tewas dengan mengenakan rompi bom bunuh diri tahun lalu, saat dikerjar oleh para pasukan yang dikomandoi AS dalam serangan di barat laut Suriah.
Sementara itu Kayla diyakini tewas pada 2015. ISIS mengatakan penyebab terbunuhnya Kayla karena serangan udara Yordania, tapi bagaimana dia terbunuh tidak pernah dikonfirmasi.
Sebelumnya dalam wawancara dengan BBC pada 2018, Kotey dan Elsheikh membantah pernah bertemu Mueller.
Baca juga: Keadilan Mantan Budak Seks ISIS, Kisah Pengacara Perjuangkan Nasib Perempuan Yazidi
"Siapa?" tanya Elsheikh.
"Kami tidak pernah bertemu orang asing non-Muslim," tambah Kotey.
Lalu dalam wawancara terbaru Kotey dan Elsheikh berusaha tidak mengakui perbuatannya yang menyiksa dan membunuh sebagai penjaga penjara, dengan menyebut diri mereka "penghubung" para sandera.
Akan tetapi mereka masing-masing mengaku telah memukuli tawanan dan memainkan peran dalam menghubungi keluarga untuk meminta tebusan.
Kotey menerangkan, dia pernah memukul tawanan Denmark di dada untuk membuat bekas luka agar terlihat di foto yang dikirim ke keluarga.
Elsheikh dan Kotey ditangkap di Suriah pada 2018 oleh Pasukan Demokrat Suriah yang dipimpin bangsa Kurdi.
Baca juga: Pakar ISIS Ditembak Mati oleh Milisi yang Didukung Iran
NBC News melaporkan, orang-orang Kurdi menyerahkannya ke militer AS dan Trump sedang mempertimbangkan rencana untuk mengirim Kotey dan Elsheikh ke penjara militer AS di Teluk Guantanamo.
Mantan sandera yang berhasil bebas dari penahanan ISIS mengatakan, ada empat anggota "Beatles" dan mereka dijuluki begitu karena aksen Inggrisnya. Mereka juga disebut penculik yang kejam dan sadis.
Anggota lainnya yakni Mohammed Emmwazi dikenal sebagai Jihadi John dan memenggal banyak sandera di depan kamera, tewas ditembak rudal Hellfire dari drone CIA pada 2015.
Beatle lainnya yaitu Aine Lesley Davis dijatuhi hukuman penjara 7,5 tahun di Turki pada 2017.
Baca juga: Lengan dan Payudara Terluka karena Serangan Udara, Samia Hussein Salahkan ISIS
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.