Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengakuan "Beatles" ISIS Inggris: Tawanan Wanita Dilecehkan Seksual dan Disiksa

Kompas.com - 24/07/2020, 08:35 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

LONDON, KOMPAS.com - Sepasang teroris ISIS Inggris berjuluk "Beatles" mengakui penyiksaan dan pelecehan seksual yang dilakukannya terhadap tawanan wanita di Suriah.

Penyiksaan dan pelecehan seksual itu dilakukan ke para sandera dari negara-negara Barat, termasuk Kayla Mueller dari Amerika Serikat (AS).

Beatles menuturkan pengakuannya dalam wawancara eksklusif yang diperoleh NBC News.

Baca juga: 100 Anggota ISIS Tewas dalam Pertempuran Melawan Pasukan Khusus Inggris SAS

Kedua anggota ISIS Inggris tersebut bernama Alexanda Kotey dan El Shafee Elsheikh.

Mereka untuk pertama kalinya mengaku terlibat dalam penahanan Mueller yakni pekerja bantuan yang disiksa dan dilecehkan secara seksual, sebelum tewas pada 2015.

Kotey berujar, "Dia sendirian di ruangan sehingga tidak ada yang mau masuk."

Elsheikh lalu melanjutkan, "Aku mengambil sendiri email darinya." Maksud Elsheikh, ia mendapat alamat surel yang bisa digunakan ISIS untuk meminta uang tebusan dari keluarga.

"Dia berada di sebuah ruangan besar, gelap, dan dia sendirian, dan... dia sangat takut."

Baca juga: Pengadilan Inggris Izinkan Shamima Begum, Gadis yang Kabur untuk Gabung ISIS, Pulang

Dalam sebuah surel yang diulas oleh NBC News, ISIS menuntut keluarga Mueller membayar 5 juta euro (Rp 84,7 miliar) dan jika tidak dipenuhi mereka mengancam akan mengirim "foto mayat Kayla" ke keluarganya.

Kotey dan Elsheikh kini berada dalam tahanan militer di Irak. Belum diketahui bagaimana dan kapan mereka akan diadili.

Eric Mueller membacakan puisi untuk adiknya, Kayla Mueller, di Prescotts Courthouse Square, Arizona, Amerika Serikat, pada 18 Februari 2015. Kayla Mueller merupakan pekerja bantuan yang menjadi korban penyiksaan dan pelecehan seksual saat ditawan ISIS. Dia diculik saat meninggalkan sebuah rumah sakit di utara Suriah.REUTERS/DEANNA DENT Eric Mueller membacakan puisi untuk adiknya, Kayla Mueller, di Prescotts Courthouse Square, Arizona, Amerika Serikat, pada 18 Februari 2015. Kayla Mueller merupakan pekerja bantuan yang menjadi korban penyiksaan dan pelecehan seksual saat ditawan ISIS. Dia diculik saat meninggalkan sebuah rumah sakit di utara Suriah.
Pihak berwenang AS dan Inggris mengatakan, Beatles bertanggung jawab atas 27 pembunuhan, termasuk pemenggalan kepala warga AS yakni James Foley, Steven Sotloff, dan Peter Kassig, lalu juga pekerja bantuan Inggris yaitu David Haines dan Alan Henning.

Keluarga para korban AS mengatakan kepada NBC News, mereka mendesak pemerintahan Trump untuk mengadili pelaku di pengadilan sipil AS.

"Mereka melakukan begitu banyak kekejaman kepada begitu banyak orang," kata Marsha Mueller ibunda Kayla.

"Mereka harus dibawa ke sini. Mereka harus dituntut. Hal lain yang yang sangat penting bagi saya adalah saya perlu informasi tentang Kayla. Kami hanya tahu sedikit tentang apa yang terjadi padanya."

Baca juga: Beli Minuman, Wanita Muslim di AS ini Dapat Kata ISIS

Dia menambahkan, "Saya yakin keduanya memiliki lebih banyak informasi daripada yang mereka bagikan ke kami. Dan saya yakin kami akan mendapat lebih banyak (informasi) jika mereka dibawa ke sini."

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Global
Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Global
5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

Global
AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

Global
Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Global
Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Global
Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Internasional
Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Global
Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Global
Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Global
Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Global
Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Global
Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Internasional
Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com