"Dan jangan pernah memandang rendah pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan pekerja migran sehingga memberi implikasi diskriminasi dengan memperlakukan mereka," kata Wahyu.
Baca juga: Nasib PRT Indonesia Ilegal di China, Tak Digaji hingga Punya 2 Anak
Sebelumnya ia mengaku "tensi saya meninggi" setelah mendengar pernyataan para perwakilan RI yang tidak memiliki empati pada pekerja migran Indonesia di masa pandemi Covid-19 yang disampaikan dalam dua webminar.
"Mereka cenderung selalu menyalahkan para pekerja migran Indonesia yang tidak berdokumen, sementara mereka tidak sadar bahwa semasa Covid-19 kantor perwakilan RI mengurangi durasi waktu layanan dokumen," tulisnya di akun Facebok miliknya.
Wahyu menilai kantor perwakilan RI yang sebenarnya menjadi masalah dalam keterlambatan pengurusan dokumen para pekerja migran.
Baca juga: Tokoh Muslim Pakistan dan Indonesia Sambut Hagia Sophia jadi Masjid
Dari Migrant Care Malaysia, ABC Indonesia menerima beberapa foto yang menunjukkan keadaan sejumlah pekerja migran asal Indonesia, terutama perempuan, yang hidup dalam situasi memprihatinkan.
Kepada ABC Indonesia, Yani asal Indonesia menceritakan suaminya yang sekarang bekerja di Kuala Lumpur dan tak memiliki dokumen.
"Sekarang suami saya sebagai sopir truk muatan pasir setelah pindah dari bos yang sebelumnya," kata Yani.
"Itu pun dengan gaji yang belum tahu kejelasannya."
Yani mengaku jika suaminya harus berhenti dari pekerjaan sebelumnya karena tidak bisa memberikan kelengkapan dokumen surat kesehatan yang dibutuhkan.
"Statusnya gelap karena usianya yang sudah 52 tahun, sehingga kesulitan membuat permit (izin) di sana," kata Yani.
Baca juga: Pekerja Indonesia Tak Sadarkan Diri di Arab Saudi, Diduga Disiksa
Ketika ditanya apakah suaminya pernah dan sudah mendapat bantuan dari KBRI Kuala Lumpur, Yani mengatakan suaminya belum mendapat bantuan apapun.
"Dia pernah minta bantuan ke KBRI soal sembako. Sebenarnya dari KBRI sudah menginformasikan untuk mengambilnya."
"Namun karena waktu dan jarak tempuh yang tidak memunngkinkan untuk mengambil hari itu, akhirnya bantuan tersebut tidak diambil," jelasnya kepada ABC Indonesia.
KBRI Kuala Lumpur mengatakan kepada ABC Indonesia jika mereka sudah melakukan berbagai hal untuk membantu TKI yang tak memiliki dokumen tersebut.