KOMPAS.com - Karena penampilannya dianggap tidak 'cantik', berton-ton sayur dan buah-buahan di Eropa terbuang percuma tiap tahunnya.
Seorang pengusaha asal Indonesia di Köln, Jerman 'menyulap' jadi hidangan rumah makan miliknya.
Cassie Sukmana, pengusaha asal Indonesia membuka bisnis rumah makan di Köln, Jerman. Dia seorang pecinta lingkungan.
Ia tidak rela jika sayur-mayur atau pun bebuahan dianggap tidak memenuhi standar estetika untuk dipasarkan di supermarket lalu dibuang hanya karena penampilan yang tidak 'cantik'.
“Di Jerman terkadang, buah atau sayuran di supermarket-supermarket ini harus memenuhi standar, misalkan sebuah tomat harus besarnya minimal 10 sentimeter.
Baca juga: Benarkah Sayur Bayam Bisa Sebabkan Asam Urat?
Dan kalau misalkan kurang dari standar itu maka mereka dibuang. Atau tomat bentuknya tidak bulat atau kentang bentuknya hati, sayang jika terbuang, jadi bahan makanan itu tetap kami olah untuk menu di restoran kami.
Rasa dan nilai gizinya, kan sama. Kita masak dengan memakai sayuran dan buah-buahan yang kurang cantik itu, dan kita ubah menjadi makanan yang enak dan cantik di atas piring,“ ujar Cassie, lulusan jurusan ekonomi dari sebuah universitas di Jerman.
Begitu lulus kuliah, perempuan asal Indonesia yang bermukim di Jerman ini memilih mengembangkan pengetahuan yang diperolehnya di Jerman untuk membuka usaha gastronomi yang memperhatikan aspek lingkungan lewat konsep upcycling.
Situs cleanomic.com menyebutkan, upcycling adalah proses transformasi barang yang sudah tidak terpakai menjadi sesuatu yang lebih berguna dan seringkali bersifat lebih bagus daripada awalnya.
Para konsumen di supermarket kerap memilih sayur dan buah yang bentuknya standar ketimbang yang bentuknya nyeleneh.
Namun, selain bentuk yang dianggap tidak 'cantik' alias nyeleneh, terong dan timun serta sayur sejenis yang bentuknya dianggap aneh terpaksa mendarat di tempat pembuangan.
Juga termasuk sayur yang bentuknya dianggap tidak 'seragam' dianggap mempersulit penyimpanan atau diangkut.
Daripada dibuang, Cassie berusaha membuat sayur-mayur tersebut jadi sajian makanan untuk disuguhkan kepada pengunjung kedai makanannya yang baru dirintis pada Maret 2020.
Baca juga: Cara Buat Tumis Tahu Sayuran, Makanan Sehat Sederhana untuk Anak Kos
Sejauh ini, menurut Cassie, menu restorannya bisa diterima dengan baik oleh pengunjung.
“Bagi mereka, makanan-makanan Asia di sini lain dari restoran-restoran lainnya yang biasa mereka temui di Köln. Yang pasti kita sangat terkejut kalau ternyata orang-orang Jerman yang ekstra ke mari untuk mencari makanan Indonesia.“