Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

'Bangkitnya Ekstrem Kanan adalah Aib Bagi Jerman'

Kompas.com - 13/07/2020, 07:00 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Editor

KOMPAS.com - Laporan terbaru pemerintah Jerman mengatakan bahwa jumlah kejahatan ekstremis kanan di negara itu kembali meningkat.

Menteri Dalam Negeri Jerman (Mendagri) Horst Seehofer mengatakan, ekstremisme kanan adalah masalah keamanan terbesar di Jerman.

Pada 2019, sebanyak 22.300 kasus kejahatan yang diperbuat oleh ekstremis kanan Jerman merupakan angka yang meningkat 10 persen dari tahun sebelumnya.

Angka itu dilaporkan oleh Badan Intelijen Verfassungsschutz yang diperkenalkan Mendagri Jerman di Berlin pada Kamis (9/7/2020).

Horst Seehofer menjelaskan panjang lebar mengapa ekstremisme kanan saat ini jadi ancaman terbesar bagi keamanan Jerman.

Sebelumnya, aparat keamanan lebih mencurahkan perhatian pada ekstremisme atas nama Islam atau ekstremisme kiri.

"Rasisme dan anti-semitisme telah muncul ke tingkat yang sangat besar dari kejahatan ekstremisme kanan," kata Horst Seehofer.

"Lebih dari 90 persen insiden anti-semitisme dapat ditelusuri kembali ke ekstremisme kanan. Karena itu, tidak berlebihan untuk mengatakan inilah masalah kebijakan keamanan terbesar di negara kita", tegas Seehofer.

Baca juga: Setengah dari Populasi Jerman Khawatirkan Gelombang Kedua Virus Corona

Aib bagi Jerman

Horst Seehofer menyebut kebangkitan ekstrem kanan sebagai "aib bagi Jerman". Dia mengatakan bahwa kelompok ekstrem kanan berusaha memanfaatkan situasi lockdown akibat wabah virus corona untuk memicu protes dan aksi kekerasan.

"Mereka menggunakan kebijakan negara terhadap pandemi untuk memicu penentangan dan menyebarkan narasi konspirasi mereka," kata Seehofer.

Laporan terbaru Verfassungschutz juga mengulas tentang ekstremisme kanan di kalangan partai ultra kanan.

Der Flügel dan kelompok muda AfD memiliki sekitar 7.000 anggota aktif dan 32.000 "simpatisan".

Sekitar 13.000 simpatisan itu "bersedia dan siap melakukan aksi kekerasan", kata badan intelijen dalam negeri Jerman.

Kepala Verfassungsschutz Thomas Haldenwang, yang mempresentasikan laporan itu bersama Mendagri Horst Seehofer di Berlin, menyebut kelompok ekstremis kanan di bawah partai AfD sebagai "penentang yang berbahaya" bagi negara.

Baca juga: Diracuni Ekstremis Sayap Kanan, Jerman Berniat Bubarkan Sebagian Pasukan Elite

Kejahatan ekstrem kiri juga meningkat

Haldenwang juga mengingatkan aksi pembunuhan terhadap politisi komunal Walter Lübcke tahun lalu dan serangan gagal terhadap sinagoge di Halle sebagai ancaman terorisme ekstrem kanan.

"Saya berbicara tentang ekstremisme kanan, yang mengeksekusi politisi, atau yang ingin melakukan aksi berdarah di sebuah sinagoge. Saya berbicara tentang radikal kanan baru, yang tidak mengakui martabat kemanusiaan kelompok tertentu dan melegitimasi kekerasan terhadap mereka."

Thomas Haldenwang juga menyoroti ancaman ekstremisme kiri, yang "siap menginjak-injak polisi yang sudah jatuh sampai hampir tewas".

Sementara itu, Horst Seehofer menerangkan, tahun lalu terjadi peningkatan 40 persen dalam kejahatan ekstremisme kiri yang mencapai jumlah sekitar 6.400 kasus.

Sedangkan dari ekstremis yang mengatasnamakan Islam, ada sekitar 650 kasus ancaman potensial.

Horst Seehofer mengingatkan, April 2019 Jerman telah melarang organisasi militan Syiah Lebanon, Hezbollah.

Baca juga: AS Borong Remdesivir, Jerman Katakan Punya Stok Cukup

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Global
Keputusan Irak Mengkriminalisasi Hubungan Sesama Jenis Menuai Kritik

Keputusan Irak Mengkriminalisasi Hubungan Sesama Jenis Menuai Kritik

Internasional
Cerita 5 WNI Dapat Penghargaan sebagai Pekerja Teladan di Taiwan

Cerita 5 WNI Dapat Penghargaan sebagai Pekerja Teladan di Taiwan

Global
Rangkuman Hari Ke-796 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Gagalkan 55 Serangan di Donetsk | Rusia Rebut Semenivka

Rangkuman Hari Ke-796 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Gagalkan 55 Serangan di Donetsk | Rusia Rebut Semenivka

Global
Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Global
AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

Global
Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskors... 

Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskors... 

Global
ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

Global
[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

Global
Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Global
Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Global
Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Global
Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Global
Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Internasional
Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com