Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PBB: Pembunuhan Soleimani merupakan Tindakan Ilegal

Kompas.com - 09/07/2020, 07:45 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Pembunuhan Mayor Jenderal Qassem Soleimani oleh pesawat nirawak Amerika Serikat (AS) merupakan tindakan ilegal menurut PBB.

Presiden AS memerintahkan serangan tersebut dan pengeboman pesawat nirawak terjadi di dekat Bandara Internasional Baghdad.

Saat itu, Presiden AS Donald Trump mengatakan Soleimani merupakan teroris nomor wahid di seluruh dunia dan seharusnya sudah dibunuh sejak lama.

Dalam pengeboman tersebut, selain menewaskan Qassem Soleimani, Komandan Irak Abu Mahdi al-Muhandis turut terbunuh.

Pelapor khusus PBB untuk kasus di luar hukum, Agnes Callamard, menyatakan pembunuhan tersebut merupakan tindakan sewenang-wenang yang melanggar Piagam PBB sebagamana dilansir dari Al Jazeera, Rabu (8/7/2020).

Baca juga: Buntut Jenderal Qasem Soleimani Dibunuh, Iran Ingin Trump Ditangkap

"AS bertanggung jawab terhadap penargetan dan pembunuhan Jenderal Soleimani dan kematian orang-orang yang menyertainya di bawah (IHRL) hukum hak asasi manusia internasional," ujar Callamard.

Sebelum pengeboman tersebut, AS menuduh Soleimani mendalangi serangan milisi yang didukung Iran terhadap pasukan AS di wilayah Irak.

Seragan pesawat nirawak tersebut merupakan kejadian pertama atas di seluruh sebagai pembenaran tindakan pembelaan diri.

"Jenderal Soleimani bertanggung jawab atas strategi dan tindakan militer di Suriah dan Irak. Tetapi tindakannya tidak memberi ancaman nyata terhadap kehidupan. Tindakan yang dilakukan AS itu melanggar hukum," ujar Callamard.

Pekan lalu, pengadilan di Iran mengeluarkan surat perintah penangkapan Trump dan meminta Interpol melaksanakan penangkapan tersebut.

Baca juga: Iran Akan Eksekusi Mata-mata yang Bantu AS Bunuh Jenderal Qasem Soleimani

Utusan AS untuk Iran, Brian Hook, mengatakan tindakan yang dilakukan oleh pengadilan Iran merupakan aksi propaganda.

Benjamin Friedman dari Elliott School of International Affairs George Washington University mengatakan pembunuhan tersebut bisa ditafsirkan sebagai sebuah seni berperang.

"Serangan ini berbeda dari serangan pesawat nirawak lain. Itu karena serangan ini menargetkan tokoh penting di Iran. Ini seperti seni berperang dan pembunuhan," ujar Friedman.

Laporan Callamard tentang pembunuhan oleh pesawat nirawak tersebut akan disampaikan kepada Dewan HAM PBB di Jenewa, Swiss, pada hari Kamis (9/7/2020).

AS menarik diri dari Dewan HAM PBB pada 2018.

Baca juga: 40 Hari Kematian Soleimani, Roket Katyusha Hantam Pangkalan Militer AS di Irak

Callamard menambahkan tidak ada bukti bahwa Jenderal Soleimani merencanakan serangan segera terhadap kepentingan AS, khususnya di Irak.

Pembunuhan Pemimpin Pasukan Quds, sebuah sayap elite dalam Garda Revolusi Iran, memicu curahan kesedihan di kalangan rakyat Iran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Global
Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Global
Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com