Dia mengatakan, masih banyak warga "Negeri Kanguru" yang mengira Pulau Dewata merupakan negara sendiri, terpisah dari Indonesia.
Tapi menurutnya, ada hubungan yang unik antara warga Australia dengan Bali, seperti banyak diantara mereka yang juga terlibat dalam menolong komunitas warga Bali, penggalangan dana, atau membantu anak yatim piatu.
"Saya rasa tidaklah tepat bagi warga Australia untuk menyebutkan hanya sebagai tempat murah untuk warga Australia berlibur dan mabuk-mabukan di sana," kata Taylor.
Baca juga: Bali Sambut Wisatawan Nusantara pada 31 Juli, Bagaimana Persiapannya?
Setelah merdeka, Indonesia memiliki lebih dari 17.000 pulau dengan lebih dari 600 suku dan 700 bahasa daerah yang menyumbang 10 persen dari jumlah bahasa di dunia.
Alfira O'Sulivan, penari Australia telah memperkenalkan keberagaman budaya di Indonesia kepada murid-murid sekolah di Australia.
Mereka juga seringkali bertanya apa yang dimakan orang Indonesia, terbuat dari apa rumah mereka, dan berapa banyak tarian yang dimiliki.
"Anak-anak di sekolah seringkali tertarik dengan banyaknya tarian, lagu, dan pakaian yang mereka lihat," kata Alfira yang juga pendiri sanggar tari "Suara Dance".
Baca juga: Bali Buka Pariwisata untuk Wisatawan Mancanegara Mulai 11 September
Alfira yang pindah dari Sydney dan kini tinggal di pedalaman New South Wales mengatakan sebuah kebahagian bagi dirinya untuk memperkenalkan tarian Aceh, Sumatera Barat, Jawa Barat, dan Jawa Tengah kepada mereka yang belum pernah melihatnya.
"Kita menyampaikan pesan bahwa Indonesia bisa memiliki arti berbeda bagi orang-orang Indonesia."
Ia berpendapat dengan memperkenalkan keberagaman budaya di Indonesia sejak dini bisa menghindari persepsi soal Indonesia dan membuka mereka lebih terbuka.
Ada banyak kota-kota di Indonesia yang bisa dikunjungi oleh warga Indonesia, termasuk Aceh.
Dari pengalaman Alfira yang pernah tinggal di Sydney dan Jakarta, keadaaan di kota-kota besar malah kadang "tidak seaman" di Aceh.
"Saya sudah membawa keluarga dan teman-teman Australia keliling Aceh dan mereka mengatakan belum tentu akan kembali kalau sudah liat Aceh."
"Saya rasa Aceh bisa membuka mata warga Australia dan menawarkan pengalaman kuliner bagi turis yang biasanya memilih Bali," ujarnya yang memiliki darah Aceh.
Baca juga: Masih Pandemi, Bali Terima Lagi Wisatawan di Akhir Juli, Pakar Sebut Terlalu Buru-buru
Selama hampir dua abad, sejak sekitar tahun 1700, nelayan dari Makassar, pulau Sulawesi telah melakukan hubungan dengan warga Aborigin, penduduk asli benua Australia.