Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rencana Ubah Hagia Sophia Jadi Masjid, Tuai Polemik, Buat Turki Terbelah

Kompas.com - 02/07/2020, 12:21 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

ISTANBUL, KOMPAS.com - Pengadilan Tinggi Turki bakal memberikan keputusan terkait rencana mengubah status Hagia Sophia menjadi masjid, agenda yang menuai polemik.

Bangunan yang dibangun sejak abad keenam, yang menarik turis dari seluruh dunia, dibuka sebagai museum sejak 1935, dan terbuka bagi semua pemeluk agama.

Meski terdapat seruan dari kelompok Muslim agar mereka diizinkan beribadah di dalam Hagia Sophia, bangunan itu masih dipertahankan sebagai museum.

Baca juga: Erdogan: Waktunya Telah Tiba Mengembalikan Hagia Sophia sebagai Masjid

Bangunan itu awalnya diperuntukkan sebagai gereja oleh Kekaisaran Bizantium. Tapi Turki Ottoman menjadikannya masjid setelah menakiukkan Konstantinopel pada 1453.

Mengubah Hagia Sophia menjadi museum merupakan reformasi kunci yang dilakukan bapak Turki modern, Mustafa Kemal Ataturk, di 1935.

Karena itu, rencana mengubahnya sebagai masjid menuai kemarahan tak hanya dari pemeluk agama Kristen, namun juga sesama anggota NATO Yunani.

Dewan Negara Turki dilaporkan akan segera memberikan keputusan pada Kamis (2/7/2020) atau paling tidak dua pekan mendatang, dilansir Andaolu.

Baca juga: Erdogan Bisa Kembalikan Hagia Sophia sebagai Masjid

"Simbol kebesaran"

Juni lalu, Presiden Recep Tayyip Erdogan menyatakan pihaknya akan mengikuti keputusan pengadilan (Danistay), dengan "langkah tertentu akan diambil setelah putusan".

Tetapi, pada Maret tahun lalu Erdogan sempat menghendaki adanya perubahan status pada bangunan tersebut dalam wawancara dengan kanal A Haber.

"Kami pikir waktunya telah tiba mengambil langkah itu dengan mempertimbangkan permintaan dari warga Turki," ucap Erdogan dikutip AFP.

Mantan Wali Kota Istanbul itu mengatakan, adalah "kesalahan besar" ketika Mustafa Ataturk mengubah Hagia Sophia menjadi museum.

Peneliti di European Council on Foreign Relations, Asli Aydintasbas, menerangkan apa pun putusan Danistay, tetap akan dipandang sebagai keputusan politik.

"Apa pun hasilnya, putusan tersebut bakal dipandang sebagai campur tangan yang dilakukan oleh pemerintah," beber Aydintasbas.

Baca juga: 5 Fakta Menarik Bangunan Ikonik Turki Hagia Sophia

Meski begitu, dia berujar Ankara tentu akan mempertimbangkan isu lain seperti relasi dengan Yunani, Eropa, bahkan dengan AS di mana "agama adalah hal penting".

Anthony Skinner dari Verisk Maplecroft menerangkan, mengubah Hagia Sophia laksana "membunuh dua ekor burung dengan satu batu".

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com