"Saya sangat terkejut," tutur Georgena. "Saya tak tahu harus berkata apa pada saat itu, dan aku tahu kemudian bahwa aku tak melakukan sesuatu dengan cukup.
"Sebelumnya saya bilang bahwa 'itu karena kamu spesial, kamu adalah satu-satunya yang memiliki kulit berwarna coklat dan kamu hanya berbeda dengan yang lainnya', namun jawaban itu tak cukup baginya sekarang."
Georgena menjelaskan kepada putrinya bahwa orang tua ibunya adalah orang Afrika dan orang tuanya berasal dari negara di kawasan West Indies, dan siapa pun yang berasal dari negara itu "tampak seperti kita".
Dia menggunakan video di YouTube untuk membuktikannya.
"Aku belum pernah melihat seseorang mempercayai konsep begitu besar sampai-sampai semua orang yang dia temui sesudahnya, dia harus memberi tahu mereka dari mana asalnya. Dia benar-benar bangga akan hal itu."
Georgena mengatakan dia menyadari bahwa kepolosan itu akan "hancur pada saat tertentu", namun dia menginginkan mereka tetap menjadi anak-anak selama mungkin.
"Saya ingin mereka bangga pada fakta bahwa mereka adalah orang kulit hitam, dan juga tidak merasa bahwa perbedaaan mereka dipandang sebagai sesuatu yang negatif." ujarnya.
"Jika saya memberi tahu mereka tentang rasisme, dan memberitahu fakta bahwa beberapa orang tidak akan menyukai mereka hanya karena perbedaan itu, itu akan mempengaruhi kepercayaan diri mereka."
Baca juga: Punya Sejarah Rasis, Sirup dan Tepung Pancake Aunt Jemima Bakal Ganti Merek
Di Hackney, London timur, Ayah dari dua orang anak, Marvyn Harrison, tengah khawatir tentang bagaimana putranya yang berusia empat tahun akan dipandang oleh teman-temannya ketika dia mulai bersekolah pada musim gugur nanti, sekitar bulan September.
"Putra saya benar-benar percaya diri. Ini adalah tantangan besar bagi seorang pria kulit hitam. Pemahaman saya tentang seperti apa kepercayaan diri bagi seseorang yang tidak berkulit hitam, apakah itu bisa terlihat seperti mengintimidasi, sombong, atau tidak patuh. "
Dia berkata bahwa dia sedang berusaha mengajarkan kode perilaku yang berbeda kepada putranya ketika dia memulai sekolah barunya.
Mereka berjalan melewatinya setiap hari, berhenti selama beberapa menit ketika dia mencoba untuk memperkuat pesan kepada putranya.
Marvyn, yang mendirikan kelompok online Dope Black Dads, merasa ketakutan atas pengalamannya sendiri di sekolah, ketika warna kulitnya membuatnya mendapat perlakuan tak mengenakkan dari para guru, serta diberi pesan untuk memiliki aspirasi hidup yang lebih rendah.
"Cukup sering apa yang terjadi dengan anak-anak kulit hitam adalah bahwa mereka mulai mempertanyakan 'mengapa saya diperlakukan berbeda - saya merasa seperti saya berbicara sebanyak Sue yang duduk di sebelah saya tetapi saya entah bagaimana mendapat kesulitan lebih banyak'. Kemudian Anda mulai menyimpan semua sendir dan Anda kesepian di sekolah."
Dia bertekad untuk tidak membiarkan anak-anaknya memandang orang kulit hitam sebagai sesuatu yang negatif dan telah mengajar putranya untuk melakukan afirmasi positif setiap hari.