Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korea Utara Ledakkan Kantor Penghubung, Ini Respons Keras Korea Selatan

Kompas.com - 17/06/2020, 10:46 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber Yonhap

SEOUL, KOMPAS.com - Beberapa jam pasca-penghancuran kantor penghubung di Kaesong oleh Korea Utara pada Selasa (16/6/2020), Korea Selatan memperingatkan bahwa pihak mereka akan merespons keras jika Korea Utara terus memperburuk keadaan.

Kantor Keamanan Nasional Korea Selatan (NSC) mengeluarkan peringatan tersebut setelah melakukan rapat darurat pasca-penghancuran kantor penghubung di Kaesong oleh pihak Pyongyang.

Wakil Direktur NSC Kim You Geun mengatakan, "Pemerintah Korsel menyampaikan kekecewaan besar terhadap keputusan sepihak Korea Utara yang meledakkan kantor penghubung."

Baca juga: Korea Utara Ledakkan Kantor Penghubung dengan Korea Selatan di Kaesong

Dia menambahkan, "Kami peringatkan dengan tegas bahwa kami akan merespons kuat jika Korea Utara memperburuk situasi."

Rapat darurat yang digelar Kim You Geun dilakukan setelah Korea Utara meledakkan kantor penghubung yang berfungsi sebagai komunikasi antara Korea Utara dan Korea Selatan.

Kantor yang didirikan pada 2018 itu merupakan simbol rekonsiliasi antar-Korea.

Baca juga: Militer Korea Utara Siap Beraksi Melawan Korea Selatan

Berdasarkan keterangan dari Kementerian Pertahanan dan Unifikasi, Korea Utara meledakkan kantor penghubung yang berada di kota Kaesong, perbatasan dua negara, pada pukul 14.49 waktu setempat.

Kantor Berita Korea Utara setelah peristiwa itu mengonfirmasi bahwa gedung benar-benar telah luluh lantak.

Peledakan itu terjadi setelah tiga hari ancaman Kim Yo Jong, adik pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong Un, terhadap Korea Selatan.

Baca juga: Ancam Korea Selatan, Korea Utara Bakal Kirim Militer ke Perbatasan

Dalam ancamannya, Kim Yo Jong mengatakan, kantor penghubung itu tidak berguna dan dia akan menghancurkannya.

Sikap itu merupakan buntut dari kegagalan Korea Selatan dalam mencegah para aktivis dan pembelot Korut yang menyebarkan propaganda anti-Pyongyang di perbatasan kedua negara itu.

Pihak Korea Utara pada pekan lalu juga mengancam akan memutus semua saluran komunikasi dengan Korea Selatan dan setelah itu ancaman tersebut memang dilaksanakan.

Baca juga: Korea Selatan Minta Korea Utara Pegang Teguh Perjanjian

Sementara itu, selama rapat pers, Kim Yo Geun mengatakan, peledakan itu merupakan tindakan mengkhianati terhadap harapan semua orang yang menginginkan pengembangan hubungan antar-Korea dan penyelesaian perdamaian di Semenanjung Korea.

"Biar kami perjelas bahwa apa pun yang dapat terjadi akibat ledakan itu sepenuhnya merupakan tanggung jawab Korea Utara," katanya.

Pertemuan rapat darurat itu dipimpin oleh Chung Eui Yong, direktur kantor keamanan nasional di kantor kepresidenan.

Baca juga: Korea Utara ke Korea Selatan: Hentikan Omong Kosong soal Denuklirisasi

Presiden Korea Selatan Moon Jae In tidak hadir. Moon belum memimpin sidang pleno NSC sejak Maret tahun lalu, tak lama setelah Korea Utara-AS melakukan pertemuan puncak di Hanoi, Vietnam, yang berakhir tanpa hasil.

Dua sesi NSC sebelumnya bulan ini juga tidak dihadiri Moon, termasuk pertemuan terakhir yang diadakan pada Minggu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Global
Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Global
Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Global
Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Internasional
Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Global
Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Internasional
India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

Global
Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Global
Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Global
Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Global
Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Global
Keputusan Irak Mengkriminalisasi Hubungan Sesama Jenis Menuai Kritik

Keputusan Irak Mengkriminalisasi Hubungan Sesama Jenis Menuai Kritik

Internasional
Cerita 5 WNI Dapat Penghargaan sebagai Pekerja Teladan di Taiwan

Cerita 5 WNI Dapat Penghargaan sebagai Pekerja Teladan di Taiwan

Global
Rangkuman Hari Ke-796 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Gagalkan 55 Serangan di Donetsk | Rusia Rebut Semenivka

Rangkuman Hari Ke-796 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Gagalkan 55 Serangan di Donetsk | Rusia Rebut Semenivka

Global
Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com