Pelanggan bernama Marie-Elisabeth Vilaine menggambarkan situasi ini sebagai "kebangkitan tetapi berhati-hati", karena Perancis masih memiliki angka kematian Covid-19 tertinggi kelima di dunia, yakni 29.436 hingga Selasa (16/6/2020) siang WIB.
Lalu pelanggan lain berujar, hal ini membuktikan sulit untuk memisahkan orang-orang, meski ada aturan social distancing.
Sky News mewartakan, para pelayan mengenakan setelen pakaian hitam-putih saat melayani pelanggan di luar Cafe De Flore dan Les Deux Magots di Latin Quarter kemarin.
Akan tetapi dengan perbatasan Perancis yang baru saja dibuka lagi, mereka harus menunggu sedikit lebih lama sebelum turis kembali mengunjungi "Negeri Eiffel" itu.
Baca juga: Perancis Bunuh Pemimpin Al Qaeda di Afrika Utara, Abdelmalek Droukdel
Turis-turis dari Inggris diharuskan menjalani karantina 14 hari saat memasuki Perancis, begitu pun dengan orang-orang yang kembali ke Inggris.
Lalu para pelancong dari Amerika Serikat (AS), Asia, dan benua lain tidak diizinkan berkunjung ke sana sebelum 1 Juli.
Di pidato televisinya, Macron juga mengumumkan bahwa semua murid TK, SD, dan sekolah menengah akan kembali bersekolah pada 22 Juni.
Presiden berusia 42 tahun itu menambahkan, putaran kedua pilkada Paris sedang dijadwal ulang untuk digelar pada 28 Juni.
Baca juga: Media Perancis Ulas Hukuman Lantunkan Ayat Suci Al Quran bagi Pelanggar Social Distancing
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan