Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cabut Perlindungan Kesehatan Transgender, Administrasi Trump Dikecam Aktivis

Kompas.com - 13/06/2020, 15:20 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Pihak Administrasi pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang berasal dari grup agama konservatif mencabut perlindungan kesehatan untuk warga transgender.

Peraturan perlindungan kesehatan untuk transgender terdapat di era pemerintahan Barack Obama. Hal itu bertujuan untuk melindungi warga transgender AS dari diskriminasi dalam perawatan kesehatan.

Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan mengatakan bahwa pihak mereka akan memberlakukan perlindungan diskriminasi jenis kelamin, "sesuai dengan makna yang jelas dari kata 'seks' sebagai laki-laki atau pun perempuan dan sebagaimana ditentukan secara biologis."

Keterangan itu merupakan pembaharuan dari era Obama.

Baca juga: Trump: Secara Umum, Chokehold Harus Dilarang, tapi...

Sementara pihak LGBTQ mengatakan perlindungan secara eksplisit diperlukan untuk mereka yang membutuhkan perawatan penggantian kelamin dan untuk para transgender yang membutuhkan perawatan penyakit umum seperti diabetes mau pun masalah jantung.

Pihak konservatif mengatakan pemerintahan Obama telah melebihi otoritas hukum dalam menafsirkan gender secara luas.

Perubahan aturan itu terjadi di tengah Month Pride LGBTQ di mana para aktivis dan anggota parlemen Demokrat mencatat bahwa pada Jumat kemarin merupakan peringatan empat tahun penembakan massal di kelab malam Gay Pulse di Orlando, Florida yang menewaskan 49 orang.

Ketua DPR AS, Nancy Pelosi dalam komentarnya mengatakan, "Kebebasan beragama bukanlah pembenaran untuk kebencian dan kefanatikan, dan setiap warga Amerika berhak untuk mencari dan mendapatkan perawatan tanpa perlu diintimidasi atau merasa takut."

Baca juga: Dikritik Tidak Hormati Juneteenth, Trump Tunda Kampanye di Tulsa

Asosiasi Medis Amerika dengan sangat kuat mengkritik sikap administrasi Trump. Presiden kelompok itu Dr Susan Bailey, mengatakan,

"Pemerintah federal seharusnya tidak pernah membuat warganya menjadi lebih sulit dalam mengakses perawatan kesehatan, selama pandemi mau pun pada waktu lainnya."

Kelompok dari Pusat Hukum Wanita Nasional (ACLU) mengatakan aturan baru juga menolak aborsi yang sebenarnya legal dalam prosedur medis.

"Tidak ada yang boleh merasa takut ditolak oleh penyedia medis karena siapa mereka atas keputusan kesehatan pribadi yang telah dibuat," ujar Fatima Goss Graves, presiden ACLU.

Pihak ACLU mengatakan telah bergerak untuk mencegah pencabutan perlindungan bagi transgender. Sementara pihak kelompok hak sipil LGBTQ Lambda Legal mengatakan akan menuntut.

Baca juga: Foto Op Bersama Trump Depan Gereja, Jenderal Ini Akui Kesalahannya

Lebih dari 1.5 juta warga Amerika mengidentifikasi diri mereka sebagai transgender berdasarkan Williams Institute, lembaga yang berfokus pada kebijakan LGBT di Sekolah Hukum UCLA.

Sebanyak 4.5 persen lainnya diidentifikasi sebagai lesbian, gay, biseksual dan transgender berdasarkan keterangan Gallup.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

Global
Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Global
Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Global
TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

Global
Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com