Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aplikasi Pemantau Sosial Pasien Virus Corona di Rusia Timbulkan Amarah Warga

Kompas.com - 03/06/2020, 11:22 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

MOSKWA, KOMPAS.com - Ketika perawat Maria Alexeyeva terjangkit virus corona di tempat kerjanya, dia mengisolasi diri di rumah dan mengikuti aturan yang ditetapkan otoritas Moskwa.

Aturan itu di antaranya memeriksakan diri ke dokter secara reguler tanpa perlu meninggalkan apartemen dan mengunduh sebuah aplikasi ponsel cerdas yang diwajibkan pemerintah kota untuk menjaga pengawasan terhadap pasien yang dikarantina.

Aplikasi pelacakan yang bekerja sebagai pemantau sosial itu digunakan melalui GPS dan para pengunduh aplikasi harus mengirimkan foto-foto mereka sebagai bukti mereka masih berada di rumah.

Baca juga: Termakan Konspirasi, Warga Rusia Tuduh Dokter Diagnosis Covid-19 demi Uang

Jika mereka ketahuan meninggalkan rumah mereka karena gagal memberikan foto diri yang diminta, mereka akan dikenakan denda sebanyak 56 dollar AS (sekitar Rp 796.432) setiap kali melanggar.

Namun, lambat laun aplikasi itu menjadi mimpi buruk bagi Alexeyeva. Hal itu terjadi ketika dia mencoba untuk mengambil foto dirinya sendiri.

Lemah karena sakit, dia berjuang dengan ponsel cerdasnya itu berhari-hari dan kadang dia tidak bisa mengirim foto karena gangguan teknis.

Baca juga: Lewati Rusia, Brasil Catatkan Kasus Covid-19 Terbanyak Kedua di Dunia

Ketika karantina berakhir, dia kaget melihat dendanya sebanyak 11 kali senilai 620 dollar AS (sekitar Rp 8,817,648).

"Itu lebih dari gaji bulanan saya," ujar Alexeyeva kepada The Associated Press. "Karantina ini sangat berat bagi saya, dan kini saya harus berurusan dengan hal (denda) ini."

Ribuan orang di Moskwa juga mengeluh hal serupa karena merasa denda yang ditimpa kepada mereka dilakukan dengan salah.

Baca juga: Fotonya Hanya Pakai Bikini di Balik APD Viral, Perawat di Rusia Syok

Lebih dari sebulan, pihak berwenang telah mengeluarkan sekitar 54.000 denda sekitar 3 juta dollar AS dari hampir 70.000 pengguna aplikasi yang terdaftar.

Pihak berwenang bersikeras bahwa denda itu dikeluarkan untuk mereka yang telah berulang kali melanggar karantina.

Tapi, para pengguna aplikasi mengatakan kalau aplikasi itu punya beberapa gangguan dan kekurangan.

Baca juga: Hanya Pakai Bikini di Balik APD, Perawat di Rusia Dihukum

Terkadang aplikasi itu menuntut pasien untuk foto diri di tengah malam dan denda yang dikeluarkan pun dilakukan secara sewenang-wenang.

Di Rusia, Moskwa telah menjadi hotspot terbesar selama wabah virus corona. Hampir setengah dari lebih 414.000 kasus di negara itu terjadi.

Setelah dua kasus virus dilaporkan pada Februari, Wali kota Moskwa, Sergei Sobyanin mengunakan perangkat lunak untuk mengetahui dan melacak warga China di ibu kota Rusia itu.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com