Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Radio yang Dipakai Minta Bantuan Saat Kapal Titanic Tenggelam Bakal Diambil

Kompas.com - 21/05/2020, 22:42 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

RICHMOND, KOMPAS.com - Radio yang dipakai menyiarkan permintaan bantuan saat kapal Titanic tenggelam bakal diambil, setelah pengadilan federal AS memberi izin.

Izin itu diberikan melalui pencabutan larangan bagi para penyelam untuk mengambil reruntuhan dari kapal berusia 108 tahun itu.

RMS Titanic Inc mendapat izin dari hakim federal Rebecca Beach Smith, dalam upaya mereka menyelamatkan radio yang terperangkap di dalam Marconi Suite.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Kapal Titanic Tenggelam, 1.500 Orang Meninggal

Pernah diklaim sebagai "kapal yang tidak bisa tenggelam", Titanic akhirnya karam ketika menabrak gunung es pada 14 April 1912.

Saat itu, seperti dilansir Daily Mirror Kamis (21/5/2020), kapal itu tengah melakukan pelayaran perdana bersama 1.500 orang di Samudera Atlantik.

Diwartakan oleh CNN, sebuah perintah pengadilan dirilis pada 28 Juli 2000, yang isinya mencegah siapa pun mengambil bagian dari kapal.

Hakim Smith, dari pengadilan distrik Virginia, menjelaskan dia mencabut aturan itu demi "kesempatan unik menyelamatkan artifak".

Nantinya, artifak itu akan ditambahkan dalam daftar warisan kapal legendaris itu, di mana keputusannya terjadi Senin (18/5/2020), setelah sebelumnya sidang digelar Februari.

Para pakar sudah menyatakan, terdapat "kerusakan signifikan" di bagian atas ruang Marconi, menyoroti peluang "kerusakan lebih besar" di geladak di atas ruangan.

Baca juga: Biografi Marconi, Penemu Radio yang Selamatkan Penumpang Titanic

Karena itu, Hakim Smith sampai pada kesimpulan "ancaman kehilangan permanen" radio itu jika ekspedisi tidak mendapat izin.

Badan Atmosfer dan Oseanik Nasional AS menerangkan, pengangkatan radio yang dipakai menyiarkan permintaan bantuan itu harus berkaitan dengan tujuan edukasi dan kultural.

Penyelaman itu direncanakan digelar pada Agustus, dengan pihak RMS Titanic Inc diminta menyediakan rekaman video dan audio, disertai laporan hasilnya ke pengadilan.

Kapal legendaris itu, beserta dengan harta benda di dalamnya, dilindungi berdasarkan Perjanjian Internasional RMS Titanic antara Inggris dan AS.

Karena itu, RMS Titanic Inc mendapat hak eksklusif untuk menggali reruntuhan. Adapun penyelaman terakhir terjadi pada 2019 lalu.

Lokasi kapal tersebut pertama kali ditemukan oleh ekspedisi gabungan AS-Perancis pada September 1985, atau 70 tahun setelah tenggelam.

Baca juga: Penemu Titanic Berambisi Mencari Keberadaan Pesawat Amelia Earhart

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mungkinkah Uni Eropa Memutus Hubungan dengan Presiden Putin?

Mungkinkah Uni Eropa Memutus Hubungan dengan Presiden Putin?

Internasional
Meski Perundingan Berlangsung, Israel Tetap Serang Jalur Gaza

Meski Perundingan Berlangsung, Israel Tetap Serang Jalur Gaza

Global
Dinas Keamanan Ukraina Mengaku Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Dinas Keamanan Ukraina Mengaku Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Global
Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Global
Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com