BEIJING, KOMPAS.com - China mengklaim Panchen Lama menjalani "kehidupan normal" dan lulus dari universitas, setelah menghilang sejak 25 tahun lalu.
Klaim itu diucapkan China setelah Amerika Serikat (AS) mendesak Negeri "Tirai Bambu" untuk mengungkap keberadaan Panchen Lama, yang diculik setelah diangkat sebagai pemimpin Buddha Tibet oleh Dalai Lama.
Dalai Lama yang hidup di pengasingan India, pada Mei 1995 mengidentifikasi Gedhun Choekyi Nyima sebagai reinkarnasi dari Panchen Lama, tokoh paling senior kedua di Buddha Tibet.
Gedhun yang saat itu berusia 6 tahun, tiga hari usai pengangkatannya hilang dan keberadaannya tidak diketahui lagi sejak itu.
Baca juga: Panchen Lama 25 Tahun Hilang Diculik, Tibet Tuntut China Ungkap Keberadaannya
Kelompok-kelompok hak asasi manusia menyebutnya tahanan politik termuda di dunia.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo pada Senin (18/5/2020) menuntut China "segera" mengungkap lokasi Panchen Lama.
"Umat Buddha Tibet, seperti halnya anggota semua komunitas agama, harus dapat memilih, mendidik, dan memuliakan pemimpin agama mereka sesuai dengan tradisi tanpa campur tangan pemerintah," kata Pompeo dikutip dari AFP.
Baca juga: Trump Sebut WHO sebagai Boneka China
Kementerian Luar Negeri China mengatakan Gedhun Choekyi Nyima telah mendapatkan "pendidikan wajib nasional" sebelum masuk universitas.
Kemenlu China juga mengklaim Gedhun serta keluarganya "tidak ingin orang luar ikut campur dalam kehidupan normal mereka."
"Dia sudah kerja," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian pada konferensi pers.
Baca juga: Dubes China di Israel Tewas, Jenazahnya Akan Dijemput Satu Tim
Zhao juga memperingatkan agar AS tidak "menggunakan urusan Tibet untuk mencampuri urusan dalam negeri China."
Beijing telah menunjuk Panchen Lama versinya sendiri, yang telah tampil beberapa kali di depan publik, tetapi banyak orang Tibet tidak mengakuinya.
Pemerintah China secara resmi mengungkapkan pihaknya dapat menunjuk seorang penerus Dalai Lama yang sudah berusia 84 tahun.
Kharisma Dalai Lama telah membuatnya dan Tibet disegani seluruh dunia selama beberapa dekade.
Baca juga: China Bersumpah Vaksin Corona Akan Jadi Barang Publik Global
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.