Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Sanofi, yang Janjikan Vaksin Covid-19 Serempak ke Semua Negara

Kompas.com - 15/05/2020, 19:54 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

Kantor Presiden Emmanuel Macron mengatakan, akan mengadakan pembicaraan dengan jajaran direksi Sanofi di Elysee Palace awal pekan depan, dengan menekankan bahwa setiap vaksin diperlakukan sebagai "barang publik global yang tidak diperdagangkan di pasar."

Baca juga: Dituding AS Hendak Mencuri Vaksin Virus Corona, China Merasa Ternodai

3. Tidak asing dengan kontroversi

Sebelumnya pada Februari, setelah penyelidikan tiga tahun Sanofi didakwa di Perancis karena gagal memperingatkan pasien sejak awal, dan menyebabkan cedera akibat obat anti-epilepsi yang berkaitan dengan cacat sejak lahir.

Sanofi melawan dakwaan itu, membantah bahwa efek samping obat itu sudah transparan dan telah dipasarkan ke seluruh dunia dengan nama Depakine.

Sanofi juga membantah klaim di Filipina yang menyebabkan kematian pada 2016 dari belasan anak yang diobati dengan Dengvaxia, vaksin pertama di dunia untuk demam berdarah.

Manila melarang obat itu setelah terjadi kepanikan nasional di kalangan orangtua, meskipun penyelidikan dari pemerintah tidak menemukan bukti sahih bahwa penyebab kematian adalah murni dari Dengvaxia.

Seperti perusahaan obat lainnya, Sanofi juga telah dirundung litigasi di AS, termasuk tuduhan di Minnesota tentang pencabutan harga akibat perawatan insulin.

Baca juga: AS Tuding China Hendak Curi Penelitian Vaksin Corona Lewat Hacker

4. Gudang obat-obatan

Produk-produk Sanofi termasuk merek-merek yang kerap menghiasi kebutuhan sehari-hari, seperti Doliprane (paracetamol), Mitosyl krim anti-ruam popok bayi, dan produk-produk kamar mandi lainnya.

Jajaran farmasi kelompok ini termasuk obat kardiovaskular Plavix dan Aprovel/Avapro, dan perawatan untuk diabetes.

Salah satu obat terlarisnya adalah Dupixent, yang biasa digunakan untuk eksim dan asma.

Kemudian melalui unit Sanofi Pasteur, perusahaan ini adalah produsen vaksin terkemuka, dan seperti rival-rivalnya mereka juga berlomba menemukan vaksin corona.

Baca juga: China Racik Vaksin Corona Dibayangi Pengalaman Buruk

5. Masa lalu yang glamor

Kemewahan masa lalu juga melekat di perusahaan ini. Pada 1993 Sanofi mengambil alih rumah mode Yves Saint Laurent, sebelum menjualnya 6 tahun kemudian ke miliarder Perancis, Francois Pinault.

Sanofi juga memiliki bisnis parfum dan kosmetik yang dijualnya pada 2008 ke L'oreal, yang sekarang memiliki 9,4 persen saham di grup farmasi tersebut.

Baca juga: Mantan Menlu AS: Jika China Buat Vaksin Covid-19, Apakah Kita Harus Menolak?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Lebih dari 2.000 Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Lebih dari 2.000 Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Global
Pelapor Kasus Pelanggaran Boeing 737 Meninggal Mendadak

Pelapor Kasus Pelanggaran Boeing 737 Meninggal Mendadak

Global
[POPULER GLOBAL] Ratusan Ribu Ikan di Vietnam Mati Kekurangan Air | Hamas Minta Gencatan Senjata Permanen

[POPULER GLOBAL] Ratusan Ribu Ikan di Vietnam Mati Kekurangan Air | Hamas Minta Gencatan Senjata Permanen

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com