Kantor Presiden Emmanuel Macron mengatakan, akan mengadakan pembicaraan dengan jajaran direksi Sanofi di Elysee Palace awal pekan depan, dengan menekankan bahwa setiap vaksin diperlakukan sebagai "barang publik global yang tidak diperdagangkan di pasar."
Baca juga: Dituding AS Hendak Mencuri Vaksin Virus Corona, China Merasa Ternodai
Sebelumnya pada Februari, setelah penyelidikan tiga tahun Sanofi didakwa di Perancis karena gagal memperingatkan pasien sejak awal, dan menyebabkan cedera akibat obat anti-epilepsi yang berkaitan dengan cacat sejak lahir.
Sanofi melawan dakwaan itu, membantah bahwa efek samping obat itu sudah transparan dan telah dipasarkan ke seluruh dunia dengan nama Depakine.
Sanofi juga membantah klaim di Filipina yang menyebabkan kematian pada 2016 dari belasan anak yang diobati dengan Dengvaxia, vaksin pertama di dunia untuk demam berdarah.
Manila melarang obat itu setelah terjadi kepanikan nasional di kalangan orangtua, meskipun penyelidikan dari pemerintah tidak menemukan bukti sahih bahwa penyebab kematian adalah murni dari Dengvaxia.
Seperti perusahaan obat lainnya, Sanofi juga telah dirundung litigasi di AS, termasuk tuduhan di Minnesota tentang pencabutan harga akibat perawatan insulin.
Baca juga: AS Tuding China Hendak Curi Penelitian Vaksin Corona Lewat Hacker
Produk-produk Sanofi termasuk merek-merek yang kerap menghiasi kebutuhan sehari-hari, seperti Doliprane (paracetamol), Mitosyl krim anti-ruam popok bayi, dan produk-produk kamar mandi lainnya.
Jajaran farmasi kelompok ini termasuk obat kardiovaskular Plavix dan Aprovel/Avapro, dan perawatan untuk diabetes.
Salah satu obat terlarisnya adalah Dupixent, yang biasa digunakan untuk eksim dan asma.
Kemudian melalui unit Sanofi Pasteur, perusahaan ini adalah produsen vaksin terkemuka, dan seperti rival-rivalnya mereka juga berlomba menemukan vaksin corona.
Baca juga: China Racik Vaksin Corona Dibayangi Pengalaman Buruk
Kemewahan masa lalu juga melekat di perusahaan ini. Pada 1993 Sanofi mengambil alih rumah mode Yves Saint Laurent, sebelum menjualnya 6 tahun kemudian ke miliarder Perancis, Francois Pinault.
Sanofi juga memiliki bisnis parfum dan kosmetik yang dijualnya pada 2008 ke L'oreal, yang sekarang memiliki 9,4 persen saham di grup farmasi tersebut.
Baca juga: Mantan Menlu AS: Jika China Buat Vaksin Covid-19, Apakah Kita Harus Menolak?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.