Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/05/2020, 18:23 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

BEIJING, KOMPAS.com - Orangtua yang sudah lanjut usia di China dilaporkan menggugat anaknya yang kaya ke pengadilan, setelah tak mengurus mereka.

Filial piety (mengurus orang yang lebih tua) mungkin tidak terlalu penting di dunia Barat. Tapi di Neger "Panda", bisa jadi masalah besar jika diabadikan.

Gagal memperhatikan orangtua bisa dianggap kejahatan pidana di China, maupun di negara dengan banyak keturunan Tionghoa seperti Singapura dan Taiwan.

Baca juga: Orangtua Gugat RS Harapan Bunda soal Vaksin Palsu ke PN Jakarta Timur

Tidak jarang ada lansia yang memutuskan membawa anak mereka ke pengadilan setelah tidak mengurus mereka yang sudah berada di usia senja.

Sebagian mungkin bisa berakhir dengan damai. Namun, sebagian lagi harus melibatkan polisi, dinas layanan pendapatan, hingga bank.

Berdasarkan media lokal Sohu, Tuan dan Nyonya Zhang, pasangan asal Provinsi Henan, awalnya menggugat putra mereka ke meja hijau.

Pasalnya seperti dilansir Oddity Central Senin (4/5/2020), si anak tidak lagi memberikan uang kepada mereka semenjak tahun lalu.

Setelah persidangan singkat, pada 10 Mei 2019, Pengadilan Rakyat Distrik Xiangcheng memerintahkan agar putra pasangan itu menyantuni orangtuanya.

Namun, pria yang tak disebutkan identitasnya itu tak juga mengindahkan instruksi pengadilan, dan menolak mengirim uang kepada ayah ibunya selama setahun.

Baca juga: Tak Dapat Warisan, Anak Gugat Ibu dan Dua Saudaranya ke Pengadilan

Karena tak mendapat sepeser pun yuan, maka pasangan lansia itu melapor ke polisi agar menegakkan ketetapan yang dibuat pengadilan.

Awalnya, penegak hukum menghubungi si anak dan membujuknya agar bersedia menjalankan kewajibannya kepada kedua orangtuanya.

Tetapi karena tak digubris, pekerja sosial melakukan invesigasi. Hasilnya, diketahui pria itu kaya, namun menolak membantu orangtuanya.

Bank di mana si putra yang tak tahu terima kasih itu kemudian dihubungi pekerja sosial supaya akunnya dibekukan, hingga kewajibannya kepada orangtua dipenuhi.

"Menyaksikan sendiri pasangan di atas 70 tahun masih harus mengandalkan hukum agar anaknya memperhatikan sangatlah menyesakkan," ujar salah satu polisi.

Penegak hukum mengingatkan agar setiap anak bertanggung jawab terhadap orangtua mereka. "Jadi insiden ini tak terjadi lagi," ujar mereka.

Baca juga: Sakit akibat Polusi Udara, Ibu dan Anak Gugat Pemerintah Perancis

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Iran Jinakkan 30 Bom di Teheran dan Tahan 28 Orang Terkait ISIS

Iran Jinakkan 30 Bom di Teheran dan Tahan 28 Orang Terkait ISIS

Global
Rombongan Pertama Pengungsi Nagorno-Karabakh Memasuki Armenia

Rombongan Pertama Pengungsi Nagorno-Karabakh Memasuki Armenia

Global
Perempuan Iran Terancam Dipenjara 10 Tahun jika Dianggap Berpakaian Tak Pantas

Perempuan Iran Terancam Dipenjara 10 Tahun jika Dianggap Berpakaian Tak Pantas

Global
UPDATE Konflik Armenia-Azerbaijan: 120.000 Warga Akan Tinggalkan Nagorno-Karabakh

UPDATE Konflik Armenia-Azerbaijan: 120.000 Warga Akan Tinggalkan Nagorno-Karabakh

Global
Bocah 11 Tahun Tewas Dibacok di Malaysia, WNI Diburu

Bocah 11 Tahun Tewas Dibacok di Malaysia, WNI Diburu

Global
China Pasang Penghalang Terapung di Laut China Selatan

China Pasang Penghalang Terapung di Laut China Selatan

Global
Di Majelis Umum PBB, Indonesia Tawarkan 3 Strategi untuk Hidupkan Lagi Solidaritas Global

Di Majelis Umum PBB, Indonesia Tawarkan 3 Strategi untuk Hidupkan Lagi Solidaritas Global

Global
Kisah Kripto Nyasar Masuk Rekening Pekerja Disabilitas, Mendadak Kaya Berujung Pidana

Kisah Kripto Nyasar Masuk Rekening Pekerja Disabilitas, Mendadak Kaya Berujung Pidana

Global
Perjanjian Damai Beres, Hubungan Israel-Arab Saudi Membaik?

Perjanjian Damai Beres, Hubungan Israel-Arab Saudi Membaik?

Global
Kim Jong Un Belum Berhenti, Kali Ini Kirim Surat ke Xi Jinping

Kim Jong Un Belum Berhenti, Kali Ini Kirim Surat ke Xi Jinping

Global
Paus Fransiskus: Barat Tak Boleh Main-main dengan Ukraina

Paus Fransiskus: Barat Tak Boleh Main-main dengan Ukraina

Global
Bos Mafia Italia Messina Denaro Dilaporkan Koma

Bos Mafia Italia Messina Denaro Dilaporkan Koma

Global
Rangkuman Hari ke-577 Serangan Rusia ke Ukraina: Markas Armada Laut Hitam Rusia Dibabat Rudal | Serangan Siber Skala Penuh Crimea

Rangkuman Hari ke-577 Serangan Rusia ke Ukraina: Markas Armada Laut Hitam Rusia Dibabat Rudal | Serangan Siber Skala Penuh Crimea

Global
[UNIK GLOBAL] Jasad Alien Meksiko Diteliti | Selancar Bawa Ular Piton

[UNIK GLOBAL] Jasad Alien Meksiko Diteliti | Selancar Bawa Ular Piton

Global
Aligator Sepanjang 4,2 Meter Tertangkap Bawa Jasad Manusia di Mulutnya

Aligator Sepanjang 4,2 Meter Tertangkap Bawa Jasad Manusia di Mulutnya

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com