KOMPAS.com - Peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day tahun ini agak berbeda dari biasanya, seiring ancaman infeksi virus corona yang masih mengintai.
Dari yang biasanya diwarnai dengan demonstrasi besar-besaran, May Day 2020 yang jatuh pada Jumat (1/5/2020) beralih ke demonstrasi online dan cara-cara lainnya.
Meski begitu, tetap ada para pekerja yang berunjuk rasa di jalanan dengan mengenakan masker wajah.
Baca juga: Lewat Medsos, Jokowi Ucapkan Selamat Hari Buruh 2020
AFP mengabarkan, terjadi penangkapan di Filipina dan Turki ketika belasan orang melanggar aturan untuk tetap di rumah. Namun, sebagian besar perayaan Hari Buruh kali ini berlangsung tanpa insiden.
Demonstrasi Hari Buruh biasanya menarik jutaan orang turun ke jalan, dan sesekali terjadi konfrontasi dengan polisi.
Akan tetapi dengan aturan social distancing yang ketat di sebagian besar negara untuk menghentikan penyebaran Covid-19, banyak pemimpin serikat pekerja memilih menunda pertemuan publik atau memindahkannya secara online.
Baca juga: May Day di Tengah Pandemi, Buruh Ramai-ramai WhatsApp Anggota DPR Sampaikan Aspirasi
May Day membawa signifikansi ekstra tahun ini, setelah wabah Covid-19 membuat perekonomian global anjlok.
Imbasnya, banyak orang yang kehilangan pekerjaan tetapi ada juga pekerjaan yang pamornya meningkat, seperti perawat, pengumpul sampah, hingga kurir pengiriman.
"Ini berkat kerja keras para pekerja, kita bisa merayakan hari ini," kata Presiden Perancis Emmanuel Macron, dikutip dari AFP Jumat (1/5/2020).
Di negara multi-etnis itu, para pekerja merayakan Hari Buruh dengan membunyikan teko dan bernyanyi di balkon, juga ikut serta dalam demonstrasi online.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.