Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Ingin Perpanjang Embargo Senjata, Iran: Berhenti Bermimpi

Kompas.com - 28/04/2020, 10:12 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

TEHERAN, KOMPAS.com - Iran meminta AS untuk "berhenti bermimpi" setelah berencana untuk memperpanjang masa embargo senjata yang bakal berakhir tahun ini.

The New York Times memberitakan, Menteri Luar Negeri Mike Pompeo bersiap untuk mengajukan dasar argumen bahwa mereka masih anggota perjanjian nuklir 2015.

Langkah itu disebut bagian dari strategi untuk menekan Dewan Keamanan PBB guna memperpanjang embargo senjata terhadap Iran, atau menjatuhkan sanksi berat.

Baca juga: Jenderal AS Sebut Satelit Militer Iran sebagai Webcam yang Jatuh

Perseteruan dua negara itu kembali memanas setelah pada 2018, Presiden Donald Trump memutuskan keluar dari kesepakatan nuklir.

Kesepakatan di era pendahulunya, Barack Obama, itu bernama Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA), di mana Trump kemudian menjatuhkan serangkaian sanksi.

Dilansir AFP Senin (27/4/2020), Menteri Luar Negeri Iran Mohammed Javad Zarif merespons di Twitter mengenai rencana Pompeo itu.

Dalam kicauannya, Zarif menerangkan bahwa Pompeo dan "bosnya", yakni Trump, mengumumkan keluar dari JCPOA pada dua tahun lalu.

"Mereka bermimpi bahwa 'tekanan maksimum' mereka bakal membawa kami bertekuk lutut. Kini setelah gagal, mereka mengklaim masih menjadi peserta JCPOA," sindir Zarif.

"Berhentilah bermimpi. Bangsa Iran selalu memutuskan nasib mereka sendiri," tegas menteri luar negeri sejak 2013 tersebut.

Selain AS, JCPOA yang diteken di 2015 juga menjadi kesepakatan Teheran dengan lima negara lainnya, Inggris, China, Perancis, Jerman, dan Rusia.

Baca juga: Iran Luncurkan Satelit Militer Pertama, Menlu AS: Mereka Perlu Tanggung Jawab

Kesepakatan itu memberikan kelonggaran sanksi bagi Iran, di mana sebagai gantinya mereka harus mengurangi produksi nuklir.

Ketika Washington akhirnya memutuskan keluar, Iran langsung merespons dengan perlahan meninggalkan JCPOA, seraya menekankan mereka selama ini sudah mematuhinya.

AS, yang menuduh Iran sudah melanggar komitmen itu, ingin mencegah berakhirnya embargo senjata sesuai Resolusi Dewan Keamanan PBB pada Oktober ini.

The Times melaporkan, Pompeo ingin mencapai resolusi baru, di mana isinya berupa larangan semua negara memasarkan senjatanya ke Iran.

Untuk itu, dia harus menyetujui proposal yang menekankan bahwa Negeri "Uncle Sam" masih menjadi "negara peserta" JCPOA 2015.

Namun, Teheran bukan tinggal diam. Mereka menuding pemerintahan Trump itu sudah melanggar Resolusi 2231 dengan keluar ari JCPOA.

Baca juga: Diancam Trump, Iran Balik Ancam Bakal Hancurkan Kapal AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

UPDATE Singapore Airlines Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

UPDATE Singapore Airlines Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

Global
Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Global
AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

Global
Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Global
3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

Global
Ekuador Perang Lawan Geng Narkoba, 7 Provinsi Keadaan Darurat

Ekuador Perang Lawan Geng Narkoba, 7 Provinsi Keadaan Darurat

Global
[POPULER GLOBAL] Identitas Penumpang Tewas Singapore Airlines | Fisikawan Rusia Dipenjara

[POPULER GLOBAL] Identitas Penumpang Tewas Singapore Airlines | Fisikawan Rusia Dipenjara

Global
Ukraina Kembali Serang Perbatasan dan Wilayahnya yang Diduduki Rusia

Ukraina Kembali Serang Perbatasan dan Wilayahnya yang Diduduki Rusia

Global
Singapore Airlines Turbulensi, Ini Nomor Hotline bagi Keluarga Penumpang

Singapore Airlines Turbulensi, Ini Nomor Hotline bagi Keluarga Penumpang

Global
Rusia Pulangkan 6 Anak Pengungsi ke Ukraina Usai Dimediasi Qatar

Rusia Pulangkan 6 Anak Pengungsi ke Ukraina Usai Dimediasi Qatar

Global
Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Global
Misteri Area 51: Konspirasi dan Fakta di Balik Pangkalan Militer Tersembunyi AS

Misteri Area 51: Konspirasi dan Fakta di Balik Pangkalan Militer Tersembunyi AS

Global
Kepala Politik Hamas Ucap Duka Mendalam pada Pemimpin Tertinggi Iran

Kepala Politik Hamas Ucap Duka Mendalam pada Pemimpin Tertinggi Iran

Global
Panas Ekstrem 47,4 Derajat Celcius, India Liburkan Sekolah Lebih Awal

Panas Ekstrem 47,4 Derajat Celcius, India Liburkan Sekolah Lebih Awal

Global
Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com