Tambah 3.000 Korban dalam 24 Jam, Angka Kematian Covid-19 di AS Capai 50.000 Lebih

Kompas.com - 25/04/2020, 05:31 WIB

Aditya Jaya Iswara

Penulis

Lihat Foto

Seorang tenaga kesehatan melihat melalui pagar ke arah warga yang menunggu berbaris di luar pusat kesehatan NYC Health + Hospitals/Gotham Health Morrisania, salah satu pusat tes walk-in Covid-19 baru di New York City, saat penyebaran penyakit virus corona (Covid-19) di Bronx, New York, Amerika Serikat, Senin (20/4/2020). Berdasarkan data Johns Hopkins University, hingga Selasa (21/4/2020), AS masih menjadi negara dengan kasus Covid-19 tertinggi dunia mencapai 787.794 dengan korban meninggal 42.362.(ANTARA FOTO/REUTERS/MIKE SEGAR)

Sumber BBC,Worldometers

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Jumlah korban meninggal akibat Covid-19 di Amerika Serikat (AS) melampaui angka 50.000 menurut data dari Universitas Johns Hopkins pada Jumat (25/4/2020).

Sementara itu di Worldometers tercantum jumlah kematian Covid-19 di AS sebanyak 51.609 hingga Sabtu (25/4/2020) pagi WIB.

Dilansir dari BBC, ada lebih dari 3.000 kematian akibat virus corona di Negeri "Uncle Sam" dalam 24 jam terakhir. Sementara itu total kasusnya tercatat lebih dari 912.000.

Meski begitu, rata-rata tingkat kematian per kapita Covid-19 di AS lebih rendah dari negara-negara Eropa dengan dampak terparah.

Data di Worldometers menyebutkan, di AS terdapat rata-rata 156 kematian per 1 juta populasi.

Rataan tertinggi terdapat di Belgia (576), Andorra (518), Spanyol (482), Italia (430), Perancis (341), dan Inggris (287).

Bukan gambaran keseluruhan

AS berada di posisi tertinggi jumlah korban corona di seluruh dunia, tapi itu bukan gambaran keseluruhan.

BBC mengabarkan, situasi di New York sangat berbeda dari AS secara keseluruhan. Hal yang sama berlaku juga di negara-negara lainnya.

Italia contohnya yang memiliki 2 epidemi. Satu berada di utara yang fasilitas medisnya kewalahan, dan satu lagi di selatan yang lebih terbelakang.

Angka kematian juga tergantung pada bagaimana cara menghitungnya. Perancis dan Belgia memasukkan dugaan kasus Covid-19, membuat jumlahnya terlihat membengkak.

Di AS sendiri, kenaikan tajam baru-baru ini di angka kematian dikarenakan masuknya sebagian korban meninggal yang kemungkinan karena virus corona.

Korban meninggal kemungkinan Covid-19 adalah yang memenuhi kriteria klinis dan epidemiologis, tetapi belum dikonfirmasi oleh pengujian.

Penting juga untuk dicatat bahwa banyak kasus Covid-19 ringan tidak dilaporkan, sehingga tingkat kematian dari kasus yang dikonfirmasi tidak sama dengan tingkat kematian keseluruhan penyakit.

Pengujian adalah kunci untuk melacak kematian aktual dan penyebaran penyakit.

Wakil Presiden Mike Pence yang juga pemimpin gugus tugas Covid-19 mengatakan, AS telah melakukan 4,9 juta tes sejauh ini, dan menggandeng gubernur untuk memperluas pengujian.

Halaman Berikutnya