ROMA, KOMPAS.com - Pada awal April ini, terdapat upacara pemakaman di Messina, kota di Sisilia, dan melanggar aturan lockdown Italia di tengah virus corona.
Tetapi, upacara pemakaman itu tak biasa. Puluhan undangan yang hadir memberikan penghormatan terakhir bagi tokoh Mafia setempat yang meninggal di usia 70 tahun.
Claudio Fava, presiden komite anti- mafia setempat, menyebut kabar itu sebagai "skandal memalukan, dan penghinaan bagi kerabat korban virus corona".
Baca juga: Mafia Italia Bagikan Makanan Gratis ke Keluarga Miskin Saat Lockdown, Pakar: Itu Taktik
Pemakaman dilarang di Italia sejak awal Maret, sebagai bagian dari upaya lockdown pemerintah dalam mencegah penyebaran Covid-19.
Tetapi, larangan itu tak berpengaruh bagi mafia yang bercokol di sejumlah kawasan Negeri "Pizza", dilaporkan CNN Minggu (19/4/2020).
Baik pejabat anti-geng kriminal dan peneliti menyatakan, organisasi kejahatan itu memanfaatkan situasi di tengah wabah, terutama di kawasan selatan.
Setiap hari, mereka menyediakan kebutuhan bagi warga miskin, menawarkan kredit untuk usaha yang terancam bangkrut, dan berniat menyedot sebagian miliaran euro untuk paket stimulus.
Cabang mafia Italia paling kuat, 'Ndrangheta yang berbasis di Calabria, diyakini mengontrol 80 persen pasar kokaine di seluruh Eropa.
Bahkan ketika wabah Covid-19 menjangkiti 2,3 juta orang di seluruh dunia dan pengiriman dipersulit, organisasi itu diyakini masih diuntungkan.
Jurnalis Roberto Saviano, penulis Gomorrah: Italy's other Mafia, yang mengekspor mafia Camorra di Napes, memaparkan keuntungan apa yang didapat.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan