Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Tak Ada Kim Jong Un, AS Tetap Lanjutkan Denuklirisasi

Kompas.com - 23/04/2020, 20:10 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Amerika Serikat (AS) akan terus berupaya melakukan denuklirisasi Korea Utara, tak peduli siapa pun yang berkuasa di Pyongyang.

Pernyataan itu disampaikan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo pada Rabu (22/4/2020), di tengah spekulasi tentang kondisi kesehatan Kim Jong Un.

Para pejabat AS termasuk Presiden Donald Trump telah menolak membahas kondisi Kim Jong Un, setelah sebuah laporan yang ditepis Korea Selatan bahwa Pemimpin Tertinggi Korea Utara itu sedang sakit.

Baca juga: Sumber dari Korea Selatan Sebut Kim Jong Un Baik-baik Saja

Namun ketika ditanya dalam sebuah wawancara, Pompeo mengatakan dia telah bertemu dengan Kim Yo Jong, adik perempuan Kim Jong Un.

Para pakar menilai Kim Yo Jong dapat menjadi penerus Kim Jong Un, menyusul peningkatan jabatannya dalam hierarki baru-baru ini.

Baca juga: Kim Jong Un Dikabarkan Sakit, Adik Perempuannya Disebut Calon Pengganti Terkuat

"Saya memang memiliki kesempatan untuk bertemu dengannya beberapa kali, tetapi pantangannya tetap sama - tujuannya tetap tidak berubah - siapa pun yang memimpin Korea Utara," kata Pompeo kepada Fox News sebagaimana dikutip dari AFP Kamis (23/4/2020).

Dia memperbarui janji AS untuk membawa rakyat Korea Utara ke "masa depan yang lebih cerah" jika kepemimpinan negara itu menyerahkan senjata nuklirnya.

"Mereka harus di-denuklirisasi. Kita harus melakukannya dengan cara yang dapat kita verifikasi. Tidak peduli siapa yang memimpin Korea Utara," katanya.

Baca juga: Media Korea Utara Bungkam soal Kondisi Kim Jong Un

Pompeo terbang ke Korea Utara 4 kali pada 2018 ketika ia mengatur pertemuan bersejarah antara Trump dan Kim, setelah permusuhan antara kedua negara berlangsung lebih dari setengah abad.

Namun harapan untuk terjadinya terobosan sebelum pemilihan AS pada November telah meredup, seiring Korea Utara yang menembakkan roket dan AS menolak tuntutan Pyongyang untuk pencabutan sanksi sebelum denuklirisasi penuh.

Daily NK kantor berita online yang sebagian besar dijalankan oleh pembelot Korea Utara mengatakan, Kim telah menjalani operasi jantung awal bulan ini yang dipicu oleh kebiasaan merokok, obesitas, dan kelelahan.

Baca juga: Jika Kondisi Kim Jong Un Memburuk, Korea Utara Akan Ditutup

CNN juga mengutip seorang pejabat AS yang mengatakan Kim Jong Un dalam "bahaya besar" setelah operasi.

Namun Korea Selatan yang secara teknis masih berperang dengan Korea Utara, mengatakan telah mendeteksi gerakan yang tidak biasa di negara tetangganya.

Baca juga: Kim Jong Un Disebut Jalani Operasi Kardiovaskular, Ini Kata Korea Selatan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com