Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sedang Berjemur di Pantai, Pria Ini Didatangi Polisi dan Didenda

Kompas.com - 22/04/2020, 21:34 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Daily Mail

RIMINI, KOMPAS.com - Polisi di Rimini, Italia, mendatangi dan mendenda seorang pria yang sedang berjemur di pantai karena melanggar aturan lockdown virus corona.

Dalam video yang diunggah di media sosial, nampak seorang polisi Rimini menerbangkan drone untuk mengawasi pantai selama karantina wilayah.

Dilansir Daily Mail Selasa (21/4/2020), saat melakukan pengawasan itu, drone merekam seorang pria berjemur di pantai sambil bertelanjang dada.

Baca juga: Teliti Dampak Lockdown Virus Corona, Italia Diminta Gelar Tes Psikologi

Tayangan kemudian memperlihatkan bagaimana dua polisi menaiki kendaraan ATP mendatangi si pria yang begitu menikmati sinar matahari.

Begitu melihat ada dua penegak hukum mendatanginya, si lelaki nampak terperanjat, dan kemudian duduk di mana akhirnya dia didenda.

Dirilis oleh bagian relasi publik, kepolisian ingin memperlihatkan mereka bisa mencakup area luas dalam menerapkan lockdown di tengah virus corona.

Namun, foto dan video itu malah dikritisi oleh netizen di media sosial, yang menyatakan aparat berwenang sudah bertindak kelewatan.

Dalam komentar yang dilayangkan, warganet menuding aparat bertindak terlalu jauh, dengan pria itu sebenarnya sudah melakukan pembatasan sosial.

"Ini tidak diperlukan," ujar salah satu pengguna dunia maya. "Kalian diktator," timpal warganet lain setelah melihat video itu.

Berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri Italia, sebanyak 17,500 orang mendapat hukuman pada akhir pekan karena melanggar pembatasan sosial.

Pada Minggu saja (19/4/2020), 8.641 dihukum karena bepergian secara ilegal, 74 karena mengarang alasan, dan sembilan karena melanggar karantina.

Baca juga: Klan Mafia Italia Manfaatkan Situasi di Tengah Wabah Virus Corona

Perdana Menteri Giuseppe Conte menyatakan, Negeri "Pizza" akan membuka perekonomian pada 4 Mei, tetapi tidak semua aturan karantina wilayah bakal dicabut.

Negara itu menerapkan karantina massal pertama di Eropa pada 9 Maret ketika Covid-19 mulai menjangkiti, di mana sejumlah kawasan ada yang sudah berinisiatif dahulu.

Dalam keterangannya di Facebook, Conte menerangkan dia ingin mengatakan kepada rakyatnya bahwa dia akan membuka negara secepatnya.

"Tetapi, keputusan itu sangat tak bijaksana. Karena penyebarannya bakal melonjak dan tak tertangani, sehingga merusak pencapaian kami,"kata dia.

Conte menerangkan pada akhir pekan, pihaknya akan mengumumkan langkah-langkah apa yang diambil untuk melonggarkan aturan dan membuka lagi ekonomi.

Tapi, dia menekankan bahwa upaya melonggarkan lockdown tersebut harus bergantung kepada kemampuan daerah dalam menangani virus.

"Kami harus mempertimbangkannya berdasarkan semua data dan detil. Kebijakan serius, ilmiah, masuk akal, yang akan terjadi pada 4 Mei," jelasnya.

Baca juga: Valentino Rossi Pelihara Jenggot Selama Karantina di Italia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com