Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Tengah Sengketa, China Bangun 2 Distrik Baru di Laut China Selatan

Kompas.com - 21/04/2020, 13:30 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

MANILA, KOMPAS.com - China membangun 2 distrik baru di Laut China Selatan, di tengah sengketa wilayah perairan tersebut.

"Dewan Negara baru-baru ini menyetujui pembentukan distrik Xisha dan distrik Nansha di bawah kota Sansha," demikian keterangan dari Kementerian Sipil China, sebagaimana dikutip dari South China Morning Post (18/4/2020).

Kemudian jaringan televisi pemerintah China CGTN pada Sabtu (18/4/2020) melaporkan, kedua distrik itu mencakup Kepulauan Paracel, Kepulauan Zhongsha yang merupakan rumah bagi Scarborough Shoal, Pulau Woody, Kepulauan Spratly, dan Fiery Cross Reef.

Baca juga: Kanselir Jerman Minta China Transparan soal Virus Corona

Menurut keterangan dari Kementerian Sipil China, pemerintahan Xisha akan berbasis di Pulau Woody, yang juga dikenal sebagai Pulau Yongxing. Pulau ini diklaim oleh China dan Vietnam.

Dilansir dari CNN, distrik Xisha akan mengelola Kepulauan Paracel dan Zhongsha serta perairan sekitarnya

Kepulauan Paracel diklaim oleh China dan Vietnam lalu keseluruhan Kepulauan Zhongsha diklaim oleh China dan Taiwan, sedangkan Scarborough Shoal juga diklaim oleh Filipina.

Sementara itu, pemerintahan Nansha akan ditempatkan di Fiery Cross Reef, yang disebut sebagai Yongshu Reef dalam bahasa China.

Laporan CGTN menyebutkan, distrik Nansha akan memerintah Kepulauan Spratly dan perairan sekitarnya.

Baca juga: Ambisi di Tengah Pandemi Covid-19, Klub China Berencana Bangun dua Stadion

China, Filipina, Malaysia, Vietnam, dan Taiwan memiliki klaim yang tumpang tindih atas Kepulauan Spratly. Sementara itu Fiery Cross Reef diklaim oleh China, Filipina, Vietnam, dan Taiwan.

Distrik Xisha dan Nansha adalah bagian dari kota Sansha, yang mengelola Kepulauan Paracel, Zhongsha, dan Spratly.

CGTN menggambarkan kedua distrik baru di Laut China Selatan itu seluas 2 juta kilometer (km) persegi, tetapi hanya mencakup 20 km persegi tanah. Sekitar 1.800 orang tinggal di sana.

Pengumuman ini datang pada saat meningkatnya ketegangan dengan Amerika Serikat (AS) dan Vietnam di Laut China Selatan.

Beijing mengklaim hampir semua wilayah tersebut, tetapi ditentang oleh Vietnam, Filipina, Taiwan, Malaysia, dan Brunei.

SCMP melaporkan, konflik belum terselesaikan selama beberapa dekade dan sekarang menjadi bumbu pertikaian lain dengan AS.

Baca juga: Sering Ribut dengan Pasangan Selama Karantina, Perceraian di China Naik

Kepulauan Paracel diklaim Vietnam, tetapi diduduki oleh China setelah invasi 1974 yang menggusur pasukan Vietnam Selatan dan menewaskan puluhan orang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Trump Didenda Rp 146 Juta dan Diancam Dipenjara karena Langgar Perintah Pembungkaman dalam Kasus Uang Tutup Mulut

Trump Didenda Rp 146 Juta dan Diancam Dipenjara karena Langgar Perintah Pembungkaman dalam Kasus Uang Tutup Mulut

Global
[POPULER GLOBAL] Rudal Korea Utara di Ukraina | Mahasiswa New York Rela Diskors demi Bela Palestina

[POPULER GLOBAL] Rudal Korea Utara di Ukraina | Mahasiswa New York Rela Diskors demi Bela Palestina

Global
Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Global
Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Global
Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Global
Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Global
Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Global
Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Global
Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Global
Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Internasional
Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Global
Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Internasional
India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

Global
Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Global
Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com