Kemudian Collin Koh seorang peneliti dari Sekolah Studi Internasional S Rajaratnam di Universitas Teknologi Nanyang Singapura mengatakan, langkah itu mengisyaratkan Beijing akan membangun lebih banyak infrastruktur dan meningkatkan kehadiran militernya di daerah tersebut.
Baca juga: Pemerintah China Disebut Beri Izin Konser Amal 3 Negara, G-Dragon Bakal Tampil
"Jelas bahwa Beijing berusaha lebih mengonsolidasikan keuntungannya di Laut China Selatan sebelum kode etik diumumkan."
"Bahkan jika tidak ada kode yang terwujud pada akhirnya, Beijing akan berada dalam posisi fisik yang jauh lebih kuat di Laut China Selatan," urai Koh dikutip dari SCMP.
Pembicaraan antara China dan PBB Asia Tenggara tentang kode etik sedang berlangsung, dengan kedua pihak berkomitmen untuk menyelesaikannya tahun depan.
Tetapi progresnya melambat sejak draft perjanjian disajikan pada bulan Agustus 2018.
Beijing telah menolak membuat kode tersebut mengikat secara hukum, sementara negara-negara lain khawatir itu tidak akan membantu menyelesaikan sengketa.
Baca juga: [POPULER GLOBAL] Trump Peringatkan Konsekuensi ke China | 606.677 Pasien Covid-19 Sembuh
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.