WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Jumat (17/4/2020) menyebut mantan presiden Barack Obama dan mantan wakilnya, Joe Biden "tidak kompeten" dalam menangani kasus wabah Flu Babi yang menewaskan 17.000 orang.
Melalui kicauannya di Twitter, Trump menulis, "Biden/Obama buruk dalam menangani H1N1 Flu Babi. Jajak pendapat kala itu menunjukkan angka penerimaan yang buruk."
Baca juga: Trump Kucurkan Rp 296,3 Triliun untuk Bantu Petani Terdampak Covid-19
Biden/Obama were a disaster in handling the H1N1 Swine Flu. Polling at the time showed disastrous approval numbers. 17,000 people died unnecessarily and through incompetence! Also, don’t forget their 5 Billion Dollar Obamacare website that should have cost close to nothing!
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) April 17, 2020
Dia juga menambahkan bahwa sebanyak 17.000 orang tewas begitu saja akibat ketidakmampuan pemerintahan Obama dan Biden. "Juga, jangan lupakan situs Obamacare senilai 5 miliar dollar AS yang hampir tidak ada gunanya!"
Selama wabah Covid-19, Trump telah menghadapi kritik dari Biden, meski pun kedua pria itu berbicara bulan ini via telepon membahas tentang krisis wabah yang sedang terjadi.
Baca juga: Trump: Kasus Virus Corona di China Jauh Lebih Tinggi
Biden telah menyalahkan Trump karena diduga mengabaikan peringatan tentang virus corona sebelum kasus infeksi di AS melonjak dan mengatakan dia memohon Trump untuk tidak mempercayai pelaporan awal China.
Sementara itu, Flu babi, atau H1N1, wabah yang terjadi pada 2009 silam melanda seluruh AS, dan menginfeksi hingga 84 juta orang Amerika, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC).
Baca juga: Survei: Hampir Dua Pertiga Warga AS Sebut Trump Lambat Tangani Covid-19
CDC memperkirakan antara 8.330 dan 17.160 korban tewas akibat H1N1 dari April 2009 sampai 16 Januari 2010.
Trump dan Biden berbicara sekitar 15 menit pada 6 April lalu. Keduanya sepakat untuk tidak membocorkan isi diskusi, tetapi Trump mengatakan kepada wartawan, "Kami memiliki percakapan yang hangat dan menyenangkan."
Baca juga: Virus Corona di AS Sudah Lewati Puncak, Trump Akan Longgarkan Lockdown
AS memiliki wabah Covid-19 terbesar di dunia yang diakui secara publik, dengan lebih dari 700.000 kasus infeksi dan kasus kematian yang mencapai 37.175 jiwa berdasarkan laporan resmi Worldometers.
Sekitar 17 juta orang AS, atau sekitar 10 persen dari semua pekerja, kehilangan pekerjaan mereka dalam periode tiga minggu karena penutupan bisnis yang bertujuan memperlambat penyebaran penyakit menular Covid-19, menurut data asuransi pengangguran yang dirilis pada Kamis lalu.
Baca juga: Trump Tanggapi Pernyataan Gubernur New York soal Raja Trump
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.