Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump: Kasus Virus Corona di China Jauh Lebih Tinggi

Kompas.com - 18/04/2020, 09:59 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden AS Donald Trump menuding, angka kasus virus corona di China sebenarnya "jauh lebih tinggi" dari yang dilaporkan.

Pernyataan itu terjadi setelah Wuhan, lokasi pertama wabah Covid-19, mengumumkan adanya revisi yang mengakibatkan lonjakan korban meninggal.

"China sudah mengumumkan penggandaan angka kematian dari musuh tak terlihat mereka. Jauh lebih tinggi seharusnya. Malah melebihi AS. Tak mendekati!" keluh Trump.

Baca juga: Survei: Hampir Dua Pertiga Warga AS Sebut Trump Lambat Tangani Covid-19

Presiden 73 tahun itu nampaknya merujuk kepada data terbaru di Wuhan, yang berisi revisi dan berujung kepada peningkatan 50 persen.

Pejabat setempat menyatakan, mereka menambahkan 1.290 angka kematian baru, sehingga total mortalitas karena virus corona mencapai 3.869 orang.

Sebelumnya, Trump juga mempertanyakan cara Beijing menangani pandemi, termasuk transparansi mereka tatkala patogan itu mewabah pada akhir Desember 2019.

Pada Kamis (16/4/2020), Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab dan Presiden Perancis Emmanuel Macron juga menyuarakan keraguan.

Situasi tersebut membuat China, melalui juru bicara kementerian luar negeri Zhao Lijian, memberikan tanggapan, dikutip AFP Jumat (17/4/2020).

Dalam konferensi pers, Zhao membantah negaranya berusaha menutupi data sebenarnya mengenai angka pasti penularan karena Covid-19.

Dia juga menyangkal tudingan Negeri "Panda" punya hubungan hangat dengan Badan Kesehatan Dunia (WHO), yang dianggap "China-sentris".

"Saya pikir mereka berusaha menodai China, dan berusaha menggoreng isu tentang negara kami," kata Zhao tanpa menjabarkan negara mana yang dimaksud.

Terkait angka korban meninggal yang mengalami revisi, Zhao beralasan penyebaran wabah yang cepat berakibat pada Beijing tak sempat melakukan penghitungan mendetil.

Dia menegaskan, selama ini negaranya tidak pernah berusaha menutupi fakta, dan tidak membiarkan adanya rahasia dalam penyediaan data.

Adapun Wuhan mengklaim, perubahan ini muncul karena staf kesehatan kewalahan menangani pasien sehingga tak sempat menulis laporan.

Baca juga: Trump Luncurkan Panduan Membuka Amerika Kembali di Tengah Wabah Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com