DALLAS, KOMPAS.com - Polisi di Texas, AS, menyatakan mereka tengah memburu seorang remaja setelah videonya mengancam bakal menyebarkan virus corona viral.
Gadis di Carrolton, dekat Dallas itu diidentifikasi bernama Lorraine Maradiaga, di mana dia terancam dengan pasal melakukan aksi teror.
Dalam keterangan resminya Minggu (5/4/2020), polisi menyatakan mereka memang belum mendapat konfirmasi Maradiaga memberikan ancaman kepada publik.
Baca juga: Darurat Nasional Virus Corona Jepang Mulai Efektif Tengah Malam Ini
"Tetapi, kami tetap merespons secara serius apa yang dia unggah di media sosial," terang penegak hukum diwartakan oleh NBC News Senin (6/4/2020).
Juru bicara Kepolisian Carrolton Jolene DeVito menerangkan, tidak diketahui di mana dan kapan remaja 15 tahun itu merekam videonya.
"Masyarakat mulai mengirimkan dan memberi tahu mengenai keberadaan video ini pada Sabtu (4/4/2020)," terang DeVito kepada NBC News.
DeVito menerangkan, salah satu dari video yang menyebar di media sosial tersebut diyakini diambil di lokasi drive-thru pengambilan sampel virus corona.
Dia merujuk kepada suara yang nampaknya berasal dari petugas layanan kesehatan yang meminta Maradiaga pulang, dan menunggu hasll tesnya.
Kemudian video lain diduga diambil di sebuah supermarket. Berdasarkan suaranya, nampaknya si gadis berada di kawasan perbelanjaan Walmart.
Baca juga: Kamar Mayat Hampir Penuh, New York Akan Makamkan Jenazah Korban Covid-19 di Taman
"Saya di sini, di Walmart, ingin menularkan kalian sialan. Karena jika saya sampai sakit, kalian pun akan sakit," kata Maradiaga dikutip DeVito.
Kemudian tayangan lain memperlihatkan remaja tersebut berada di mobil, dengan gestur seolah dia batuk di depan kamera.
"Jika kalian ingin terinfeksi virus corona dan mati dalam keadaan menyedihkan, hubungi saya. Tentu saya akan datang dan memperpendek umurmu," klaimnya.
Polisi dari Kesatuan Carrolton sebenarnya sudah berhasil melacak lokasinya, dan melakukan pemeriksaan ke rumahnya pada Minggu.
"Keluarganya bersikap kooperatif kepada kamia. Sayangnya pada saat itu, yang bersangkutan tidak sedang di rumah," papar DeVito.
Saat ini, AS adalah negara dengan kasus infeksi tertinggi dunia, di mana mereka melaporkan 367.385 penderita, dengan 10.876 di antaranya meninggal.
Baca juga: Iran Tak Akan Pernah Minta Bantuan AS Atasi Virus Corona
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.