Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter Ai Fen, Pengungkap Pertama Virus Corona, Dikabarkan Menghilang

Kompas.com - 02/04/2020, 14:51 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Daily Mail

WUHAN, KOMPAS.com - Ai Fen, dokter di Wuhan, China, yang pertama kali mengungkap virus corona, dilaporkan menghilang dengan kekhawatiran dia ditahan.

Dia menjadi perhatian dunia pada Maret, setelah mengutarakan apa yang dialaminya ketika pertama kali menyuarakan keberadaan patogen baru itu pada akhir Desember 2019.

Dokter Ai Fen menuturkan, dia menghadapi "teguran keras yang tak pernah terjadi sebelumnya" dari komisi disiplin Rumah Sakit Pusat Wuhan.

Baca juga: Cerita Dokter Ai Fen di Wuhan yang Dibungkam karena Bagikan Informasi soal Virus Corona

Sebabnya, pada 30 Desember 2019, dia mengunggah hasil diagnosis seorang pasien di WeChat dan memberikan keterangan "virus corona SARS".

Gambar itu segera menyebar, dan mendiang dokter Li Wenliang pun menyuarakan kekhawatirannya akan virus yang kini membunuh lebih dari 47.000 orang di dunia itu.

Li, yang meninggal karena wabah itu pada 7 Februari 2020, sempat diperingatkan otoritas setempat karena dianggap "menyebarkan informasi tidak benar".

Dikabarkan 60 Minutes Australia, Dokter Ai tidak terlihat lagi setelah memberikan wawancara kepada People yang mengkritik manajemen rumah sakit dalam merespons temuannya.

Tak lama setelah wawancara itu tayang, yang kemudian dihapus, Ai mengunggah sebuah gambar disertai keterangan di akun Weibo-nya.

"Sebuah sungai, jalan, jembatan, dan jam yang berdentang," kata Ai di Weibo seperti dikutip RFA via Daily Mail, Rabu (1/4/2020).

Baca juga: Penjual Udang di Pasar Seafood Wuhan Mungkin adalah Pasien Nol Virus Corona

Rumor dia menghilang terjadi setelah Pemerintah China dikritik karena dianggap menutupi situasi tentang pandemi yang terjadi.

Beijing disebut berusaha menutupi kabar terkait patogen tersebut dengan menghukum tim medis yang menemukan dan menyebarluaskannya.

Kemudian memberi penyangkalan bahwa Covid-19 tidak ada transmisi antar-manusia, hingga menunda karantina di wilayah yang terdampak.

Bahkan hingga saat ini, sejumlah kalangan, termasuk warga di Wuhan, menduga angka sebenarnya infeksi virus SARS-Cov-2 itu jauh lebih tinggi dari yang dipaparkan.

Dalam wawancara sebelum dia tidak terlihat lagi, direktur departemen darurat itu mengaku menyesal tidak lebih berani menyuarakannya lebih keras.

Baca juga: Polisi Minta Maaf atas Hukuman ke Dr Li Wenliang, Warganet: Pergilah Minta Maaf ke Kuburannya

Sebab, empat koleganya, termasuk Dokter Li Wenliang, terpapar Covid-19 dan meninggal ketika berjuang untuk merawat para pasien.

"JIka saya tahu akhirnya bakal seperti ini, saya tak peduli akan hukuman. Saya akan terus menyuarakannya kepada siapa pun," kata dia.

Sang dokter menceritakan, semua terjadi pada 30 Desember 2019, ketika dia melihat banyak pasien dengan gejala mirip flu tak bisa ditangani dengan pengobatan biasa.

Dia kemudian mendapatkan hasil laboratorium, dengan salah satunya mencantumkan sebuah kalimat yang membuatnya berkeringat dingin, "SARS coronavirus".

Seketika dia langsung melingkari kata SARS, mengambil foto, dan segera mengirimkannya kepada mantan teman sekelas di jurusan kedokteran yang bekerja di rumah sakit lain.

Dia juga sampai memanggil koleganya dari departemen pernapasan yang kebetulan tengah melintas. "Saya katakan salah satu pasiennya terinfeksi virus mirip SARS," kisahnya.

Segera saja, foto tersebut menyebar di kalangan tenaga medis, termasuk oleh dokter Li yang memberikan peringatan sebelum ditegur aparat.

Baca juga: Kolega Dokter Pahlawan Li Wenliang Meninggal karena Virus Corona

Malamnya, dia menuturkan menerima pesan dari rumah sakit yang menyatakan bahwa informasi penyakit misterius itu seharusnya tidak disebarluaskan.

Sebab, kabar yang belum diketahui kebenarannya itu bisa mengakibatkan kepanikan. Dua hari kemudian, dia dipanggil komite disiplin RS.

Oleh kepala komite inspeksi disiplin, dia mendapat teguran karena dianggap "menyebarkan rumor" dan "merusak stabilitas".

"Pikiran saya kosong. Dia tidak menegur karena saya tak bekerja keras. Saya dianggap sudah merusak masa depan Wuhan. Saya putus asa," keluhnya.

Setelah itu, setiap staf dilarang untuk saling membagikan gambar ataupun pesan yang berisi informasi mengenai virus dengan nama resmi SARS-Cov-2 itu.

Ai mengaku tidak bisa mengusahakan apa-apa, selain meminta para stafnya untuk mengenakan pakaian pelindung dan masker meski tidak diinstruksikan.

Baca juga: Pemerintah China Putuskan Hukuman Polisi pada Dr Li Wenliang Tidak Layak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com