Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Catatkan Infeksi Virus Corona Tertinggi di Asia Tenggara, Malaysia Perpanjang Lockdown

Kompas.com - 25/03/2020, 14:58 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Malaysia mengumumkan perpanjangan masa lockdown hingga 14 April setelah mencatatkan kasus infeksi virus corona tertinggi di Asia Tenggara.

Dalam pernyataannya yang disiarkan di televisi, Perdana Menteri Muhyiddin Yassin mendesak publik agar tetap diam di rumah masing-masing.

Sebab seperti dikutip SCMP Rabu (25/3/2020), kasus infeksi akibat virus corona di Malaysia mencapai 1.796 setelah muncul 172 kasus harian terbaru.

Baca juga: Dokter di Malaysia: Saya Kerja untuk Anda, Anda Duduk Rumah untuk Saya

Muhyiddin menuturkan, dirinya sudah mendapat pemberitahuan dari Kementerian Kesehatan dan Dewan Keamanan Nasional tentang grafik ini.

"Tentunya Anda tahu ini adalah hal baik bagi Anda, keluarga Anda, dan orang di sekitar Anda untuk mematuhi Aturan Pembatasan Gerakan," kata dia.

Dilansir Channel News Asia, PM yang dilantik pada 1 Maret itu mengaku tidak mudah untuk tetap berada di rumah selama masa lockdown.

Tetapi, ujar dia, mereka tidak mempunyai pilihan lain karena tren-nya yang terus menaik sehingga mereka harus mengurangi penyebarannya secepat mungkin.

Muhyiddin Yassin mengatakan, sejauh ini aturan yang ditetapkan sudah mulai membelenggu rantai penyebaran Covid-19, penyakit yang disebabkan virus itu.

Baca juga: Update Virus Corona 24 Maret: China akan Cabut Lockdown Wuhan | Inggris Lockdown 3 Minggu

"Namun kami tidak boleh terlalu gembira hingga kami bisa mengonfirmasi terdapat nol kasus dalam wabah ini," tegas PM 72 tahun tersebut.

Dia menerangkan setelah mendapat keterangan dari kementerian kesehatan, terdapat prediksi bahwa kasus infeksi masih bisa meningkat.

"Jadi seperti sudah dikatakan, saya memutuskan memperpanjang durasi, Saya minta maaf, Tapi ini demi kesehatan dan kesejahteraan Anda," ujar dia.

Pemerintah Negeri "Jiran" sedianya menetapkan masa karantina massal ini dari 18 hingga 31 Maret, sebelum memperpanjang sampai 14 April.

Sebagai pengejawantahan dari peraturan tersebut, setiap warga Malaysia dilarang untuk keluar negeri. Adapun warga asing dilarang masuk.

Baca juga: Wabah Virus Corona Mulai Mereda, Otoritas China Cabut Lockdown di Hubei

Setiap rumah ibadah dan perkantoran diminta tutup. Kecuali supermarket, toko kelontong, atau toko yang menjual kebutuhan harian.

Terkait kebutuhan harian, pengganti Mahathir Mohamad ini meminta masyarakat tidak sampai berbondong-bondong melakukan panic buying.

"Anda tidak perlu sampai menimbun makanan karena persediannya cukup. Saya bisa memastikan stok pangan cukup. Saya paham Anda terbebani, tapi saya tak punya pilihan lain," jelas dia.

Sebagai bentuk ketegasan Kuala Lumpur, tentara pun dikerahkan dengan para pelanggar diancam denda hingga 1.000 ringgit, atau Rp 3,7 juta, atau penjara enam bulan.

Selain mencatatkan 1.796 kasus infeksi, tertinggi di Asia Tenggara, Malaysia juga melaporkan 16 korban meninggal karena virus corona.

Baca juga: Perangi Virus Corona, India Lockdown Total Selama 21 Hari

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com