Saat lahir Uderzo memiliki enam jari di masing-masing tangannya, yang kemudian dioperasi. Dia juga buta warna.
Akan tetapi, Uderzo berhasil menemukan keahlian menggambarnya saat bergabung dengan sebuah penerbit di Paris setelah Perang Dunia II, sementara dia juga menggambar komik di surat kabar.
Baca juga: Pasien Positif Corona di Kepri Jadi 4, Pasien Keempat Diduga Tertular di Paris
"Menghasilkan uang melalui komik sangat sulit pada masa itu, saya menggambar sejumlah halaman astronomi hanya untuk melewati bulan itu," kenangnya.
Uderzo bertemu Goscinny pada 1951, dan memulai persahabatannya. Pertemuan ini mengawali pembuatan karakter Asterix dan desanya di Amorican Brittany.
Tepatnya 8 tahun kemudian Asterix lahir, dari perbincangan yang ditemani rokok serta minuman keras, di sebuah apartemen perumahan sosial di luar Paris.
Baca juga: Mengenalkan 10 Destinasi Wisata Lewat Komik
Uderzo mengklaim dia terinspirasi oleh kisah-kisah dari kakaknya, Bruno, yang akan pergi ke Perancis Barat untuk melarikan diri dari wajib militer oleh Nazi.
Buku Asterix pertama, "Asterix the Gaul" terbit tahun 1961 dan langsung menjadi sensasi. Popularitasnya akhirnya meluas ke seluruh dunia.
Hak pemasaran karakter ini mencakup mainan sampai taman hiburan di Perancis, dan menjadikan Uderzo kaya raya.
Bapak satu anak ini memiliki rumah mewah di pinggiran kota Paris yang indah di Neuilly, dan mengoleksi mobil-mobil Ferrari.
Baca juga: Ferrari Pesimistis Jelang F1 2020, Apa Tanggapan Mercedes?
Pada 2017, sampul asli dari salah satu edisi pertama buku Asterix terjual di Paris seharga 1,4 juta euro (sekitar Rp 24,5 miliar).
Meski bergelimang harta dan popularitas, Uderzo tetap rendah diri. Dia menghindari sorotan media, bahkan ketika reputasinya melambung.
"Tidak ada yang mengenali saya ketika saya berjalan di jalan. Karakter bisa sangat terkenal, tetapi tidak dengan kita, ayah mereka," ungkapnya.
Baca juga: Mengapa Isolasi dan Karantina Penting untuk Cegah Penyebaran Corona?
Goresan krayon Uderzo terakhir kali menghiasi kertas pada 2015, saat menggambar Asterix sebagai penghormatan kepada sesama ilustrator yang terbunuh dalam pembantaian milisi.
Gambar ini diterbirkan di surat kabar yang bernada satir, Charlie Hebdo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.