Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Albert Uderzo, Salah Satu Pencipta 'Asterix & Obelix' Wafat di Usia 92 Tahun

Kompas.com - 24/03/2020, 22:10 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

PARIS, KOMPAS.com - Albert Uderzo, salah satu pencipta dan ilustrator komik "Asterix & Obelix" meninggal dunia Selasa (24/3/2020) di usia 92 tahun.

"Albert Uderzo meninggal dalam tidur di rumahnya di Neuilly, setelah serangan jantung yang tidak terkait dengan virus corona."

"Dia sangat lelah dalam beberapa minggu terakhir," kata menantunya, Bernard de Choisy, dikutip dari AFP.

Baca juga: Massimiliano Allegri Diincar Paris Saint-Germain

Uderzo menciptakan Asterix pada 1959 dengan sesama orang Perancis dan penulis Rene Goscinny, yang menghidupkannya di majalah komik Perancis-Belgia, Pilote.

Petualangan karakter Gaul yang cerdik dan gigih ini, dengan helm bersayap dan kumis pirang, bersama Obelix sang sahabat karibnya, menjadi favorit banyak kalangan.

Komik yang mengisahkan Asterix dan Obelix dengan gembira menggagalkan pasukan Romawi ini, sampai diterjemahkan ke berbagai bahasa.

Baca juga: Why? Series, Komik Pendidikan dengan Penjualan Lebih dari 2 Juta Eksemplar

Serial ini kemudian diperluas menjadi 38 buku, yang paling baru adalah "Asterix and the Chieftain's Daughter" tahun lalu.

Uderzo sendiri telah berhenti menggambar serial ini pada 2011, setelah sempat melanjutkan sendiri usai kematian Goscinny pada 1977.

Hampir 1,6 juta salinan "The Chieftain's Daughter" terjual tahun lalu hanya di Perancis, yang menempatkannya di urutan teratas daftar terlaris.

Baca juga: Melalui Komik, Jokowi Ingatkan Masyarat Tak Panik Hadapi Virus Corona

Keduanya dianggap sebagai pelopor komik modern dan novel grafis, dengan 380 juta buku mereka terjual di seluruh dunia.

Beberapa ceritanya juga diangkat menjadi kartun animasi dan film layar lebar.

Komik ini dipenuhi adegan perkelahian tinju, arguman konyol, penyelamatan heroik, dan selingan romantis.

Ceritanya sering menyertakan selentingan halus pada politisi atau tokoh populer saat itu.

Baca juga: Disneyland Sampai Taman Asterix, 5 Wisata Anak di Perancis

"Asterix & Obelix" juga telah diterjemahkan ke 111 bahasa dan dialek, termasuk Latin dan Yunani Kuno.

Tidak dikenali

Uderzo lahir pada 25 April 1927 di Fismes, sebuah desa di timur laut Perancis dekat Reims. Dia adalah keturunan dari imigran Italia.

Saat lahir Uderzo memiliki enam jari di masing-masing tangannya, yang kemudian dioperasi. Dia juga buta warna.

Akan tetapi, Uderzo berhasil menemukan keahlian menggambarnya saat bergabung dengan sebuah penerbit di Paris setelah Perang Dunia II, sementara dia juga menggambar komik di surat kabar.

Baca juga: Pasien Positif Corona di Kepri Jadi 4, Pasien Keempat Diduga Tertular di Paris

"Menghasilkan uang melalui komik sangat sulit pada masa itu, saya menggambar sejumlah halaman astronomi hanya untuk melewati bulan itu," kenangnya.

Uderzo bertemu Goscinny pada 1951, dan memulai persahabatannya. Pertemuan ini mengawali pembuatan karakter Asterix dan desanya di Amorican Brittany.

Tepatnya 8 tahun kemudian Asterix lahir, dari perbincangan yang ditemani rokok serta minuman keras, di sebuah apartemen perumahan sosial di luar Paris.

Baca juga: Mengenalkan 10 Destinasi Wisata Lewat Komik

Uderzo mengklaim dia terinspirasi oleh kisah-kisah dari kakaknya, Bruno, yang akan pergi ke Perancis Barat untuk melarikan diri dari wajib militer oleh Nazi.

Buku Asterix pertama, "Asterix the Gaul" terbit tahun 1961 dan langsung menjadi sensasi. Popularitasnya akhirnya meluas ke seluruh dunia.

Hak pemasaran karakter ini mencakup mainan sampai taman hiburan di Perancis, dan menjadikan Uderzo kaya raya.

Bapak satu anak ini memiliki rumah mewah di pinggiran kota Paris yang indah di Neuilly, dan mengoleksi mobil-mobil Ferrari.

Baca juga: Ferrari Pesimistis Jelang F1 2020, Apa Tanggapan Mercedes?

Pada 2017, sampul asli dari salah satu edisi pertama buku Asterix terjual di Paris seharga 1,4 juta euro (sekitar Rp 24,5 miliar).

Meski bergelimang harta dan popularitas, Uderzo tetap rendah diri. Dia menghindari sorotan media, bahkan ketika reputasinya melambung.

"Tidak ada yang mengenali saya ketika saya berjalan di jalan. Karakter bisa sangat terkenal, tetapi tidak dengan kita, ayah mereka," ungkapnya.

Baca juga: Mengapa Isolasi dan Karantina Penting untuk Cegah Penyebaran Corona?

Goresan krayon Uderzo terakhir kali menghiasi kertas pada 2015, saat menggambar Asterix sebagai penghormatan kepada sesama ilustrator yang terbunuh dalam pembantaian milisi.

Gambar ini diterbirkan di surat kabar yang bernada satir, Charlie Hebdo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com