Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Orang Afrika Pertama yang Terpapar Virus Corona dan Sudah Sembuh

Kompas.com - 17/02/2020, 13:27 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Editor

Dia bertindak sebagai penghubung antara Kedutaan Zambia dan 186 mahasiswa Zambia yang hidup dalam karantina di Wuhan.

Banyak yang khawatir dengan keamanan pangan, pasokan keperluan hidup, dan kurangnya informasi di kota yang pekan ini dilanda rata-rata 100 kematian setiap hari.

Dia hanya bisa menyaksikan ketika teman-teman sekampusnya dari negara lain dievakuasi dari kota, sedangkan rekan-rekan senegaranya dibiarkan bertahan hidup.

"Kebanyakan negara bagian selatan Sahara di Afrika punya respons serupa," kata seorang mahasiswa yang tidak ingin identitasnya dipublikasikan.

"Dalam pernyataan publik atau secara privat, negara-negara Afrika berkata China bisa menangani situasinya. Namun, situasinya tidak terkontrol. Ketika saya mendengar pernyataan resmi, saya mendapat kesan bahwa negara-negara Afrika tidak ingin menyinggung China. Kami tidak punya posisi tawar," timpal mahasiswa tersebut.

China saat ini adalah mitra dagang terbesar Afrika dan hubungan kedua pihak terus menguat selama beberapa tahun terakhir.

Baca juga: Perawat Ini Alami Diskriminasi Saat Merawat Pasien Virus Corona

Imbasnya, China menampung 80.000 mahasiswa Afrika, sebagian besar dalam program beasiswa.

Akan tetapi, para pemimpin komunitas mengatakan banyak keluarga serta orang tua dan muda telantar di Provinsi Hubei dengan sedikit atau tanpa bantuan dari pemerintah mereka.

"Orang-orang berkata: 'Jangan bawa kami kembali karena Nigeria tidak bisa merawat kami'. Saya merasa ada pertentangan di dalam diri saya, namun saya juga manusia," kata Angela asal Nigeria yang baru saja lulus dari universitas di Provinsi Hubei.

"Saya akan bersyukur jika mereka mengakui ada warga Nigeria di sini, namun kami tampaknya bukan prioritas. Kami tidak mendapat respons apapun dari pemerintah kami," tambahnya.

Pekan lalu, untuk pertama kalinya dalam 22 hari larangan keluar dan masuk, Angela terpaksa keluar dari apartemennya untuk membeli kebutuhan pokok mengingat persediaan makanan menipis.

"Kota ini seperti kota mati. Ketika saya keluar dari kompleks tempat tinggal, saya tidak tahu apakah saya diperbolehkan masuk lagi. Ada orang-orang yang memeriksa suhu tubuh di luar pagar," tuturnya dari apartemen ketika diwawancarai melalui sambungan telepon.

Baca juga: Korban Meninggal Virus Corona Per 17 Februari 2020 Capai 1.765 Orang

Pada 30 Januari, komunitas warga Kamerun menulis surat terbuka untuk presiden yang isinya mendesak pemerintah Kamerun mengevakuasi warga yang terjebak di pusat wabah virus korona baru.

Pekan demi pekan, kata Dr Pisso Scott Nseke selaku pemimpin komunitas Kamerun di Wuhan, tapi belum ada tanggapan dari pemerintah Kamerun.

Dia paham bahwa komunitas Kamerun tidak satu suara soal evakuasi, namun mereka kecewa oleh kurangnya bantuan dari pemerintah Kamerun.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com