Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Terumbu Karang Dunia Alami Pemutihan Massal, Ada Apa?

Peristiwa yang menurut para ilmuwan pada Senin (15/4/2024) merupakan peristiwa pemutihan global keempat dalam tiga dekade terakhir.

Setidaknya 54 negara dan wilayah telah mengalami pemutihan massal terumbu karang mereka sejak Februari 2023 akibat perubahan iklim yang menghangatkan permukaan air laut, menurut Coral Reef Watch milik US National Oceanic Atmospheric Administration (NOAA), yang merupakan badan pemantau terumbu karang terbesar di dunia.

Dilansir dari CNA, pemutihan dipicu oleh anomali suhu air yang menyebabkan karang mengeluarkan alga berwarna-warni yang hidup di jaringannya.

Tanpa bantuan alga dalam memberikan nutrisi pada karang, maka karang tidak dapat bertahan hidup.

“Lebih dari 54 persen kawasan terumbu karang di lautan global mengalami tekanan panas akibat pemutihan,” kata koordinator Coral Reef Watch Derek Manzello.

Pengumuman peristiwa pemutihan global terbaru ini dilakukan bersama oleh NOAA dan International Coral Reef Initiative (ICRI), sebuah kemitraan konservasi antar pemerintah global.

Agar suatu peristiwa dapat dianggap global, pemutihan yang signifikan harus terjadi di ketiga cekungan samudra, Atlantik, Pasifik, dan Hindia, dalam jangka waktu 365 hari.

Seperti peristiwa pemutihan tahun ini, tiga peristiwa pemutihan terakhir, pada tahun 1998, 2010 dan 2014-2017, juga bertepatan dengan pola iklim El Nino, yang biasanya menyebabkan suhu laut menjadi lebih hangat.

Suhu permukaan laut selama setahun terakhir telah memecahkan rekor yang tercatat sejak tahun 1979, seiring dengan dampak El Nino yang diperburuk oleh perubahan iklim.

Karang merupakan hewan invertebrata yang hidup berkoloni. Sekresi kalsium karbonatnya membentuk perancah keras dan protektif yang berfungsi sebagai rumah bagi banyak spesies ganggang bersel tunggal yang berwarna-warni.

Para ilmuwan telah menyatakan kekhawatirannya bahwa banyak terumbu karang di dunia tidak akan pulih dari tekanan panas yang berkepanjangan.

“Apa yang terjadi ini merupakan hal baru bagi kami dan bagi ilmu pengetahuan,” kata ahli ekologi kelautan Lorenzo Alvarez-Filip dari National Autonomous University of Mexico.

“Kami belum dapat memperkirakan seberapa parah dampak yang akan terjadi pada karang,” bahkan jika mereka mampu bertahan dari tekanan panas, Alvarez-Filip menambahkan.

https://www.kompas.com/global/read/2024/04/16/170000170/terumbu-karang-dunia-alami-pemutihan-massal-ada-apa-

Terkini Lainnya

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

Global
PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

Global
Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Global
13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

Global
Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Global
Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Global
Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Global
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Global
2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

Global
AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

Global
Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Global
Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Global
China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke