Memo tersebut berisi tinjauan mendesak terhadap peraturan jika ada pejabat senior AS yang tidak mampu menjalankan tugas karena alasan apa pun.
Pentagon tidak memberitahu Presiden AS Joe Biden selama berhari-hari bahwa Austin dirawat di rumah sakit karena komplikasi dari pengobatan kankernya.
Apalagi, AS sedang disibukkan dengan konflik yang terjadi di Timur Tengah dan perang Rusia-Ukraina.
“Gedung Putih sedang meninjau protokol lembaga untuk delegasi wewenang dari anggota kabinet,” demikian isi memo dari kepala staf Biden, Jeff Zients, yang diperoleh kantor berita AFP.
Memo itu juga mengatakan, departemen-departemen Pemerintah AS harus mematuhi prosedur yang berlaku saat ini, terutama memberitahu Gedung Putih jika ada menteri kabinet yang harus mendelegasikan wewenangnya karena alasan apa pun.
Departemen-departemen AS harus menyerahkan proses delegasi mereka untuk ditinjau pada Jumat (12/1/2024) guna memastikan prosesnya sesuai dengan tujuan.
Partai Republik meminta Austin mundur atau dipecat karena kejadian ini.
Ia dirawat sejak Senin (1/1/2024) tetapi Pentagon baru mengumumkannya pada Jumat (5/1/2024), dan Gedung Putih baru mengetahuinya pada Kamis (4/1/2024).
Akhirnya pada Selasa (9/1/2024) Pentagon menyebutkan bahwa Austin dirawat karena kanker prostat.
Dikatakan bahwa kankernya terdeteksi sejak dini dan prognosisnya sangat baik setelah Austin menjalani pembedahan dengan bius total pada 22 Desember 2023.
Namun, Menhan AS berusia 70 tahun ini kemudian masuk perawatan intensif dengan komplikasi termasuk infeksi, mual serta sakit perut, nyeri pinggul dan kaki yang parah.
https://www.kompas.com/global/read/2024/01/10/114722570/baru-tahu-menhan-as-kena-kanker-gedung-putih-langsung-keluarkan-memo